News . 18/03/2021, 07:01 WIB

Minyak Dunia Melemah, Terbebani Harapan Permintaan dan Ketersediaan Stok AS

Penulis : Admin
Editor : Admin

 

JAKARTA - Minyak terkoreksi untuk hari keempat berturut-turut, karena terbebani ekspektasi permintaan yang lebih lemah di kawasan Eropa, menyusul terjadinya penundaan pelaksanaan vaksin covid-19 yang memicu peningkatan persediaan minyak di Amerika Serikat (AS).

Minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, ditutup melemah 39 sen, atau 0,6 persen menjadi USD68 per barel. Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), berkurang 20 sen, atau 0,3 persen, menjadi USD63,68 per barel. Kedua kontrak tersebut merosot lebih dari USD1 selama sesi itu. Demikian dikutip dari laporan Reuters, di New York, Rabu (17/3) atau Kamis (18/3) pagi WIB.

Harga minyak jatuh menuju posisi terendah sesi setelah data pemerintah menunjukkan persediaan minyak mentah Amerika naik 2,4 juta barel pekan lalu, menyusul laporan industri, Selasa yang memperkirakan penurunan 1 juta barel. Analis memperkirakan peningkatan 3 juta barel.

Persediaan minyak mentah Amerika meningkat selama empat pekan berturut-turut setelah operasi pengilangan di kawasan selatan terhambat oleh cuaca dingin yang parah bulan lalu. Perusahaan perlahan-lahan memulai kembali fasilitas dan keseimbangan diprediksi pulih selama beberapa pekan ke depan, kata analis.

"Lebih dari tiga perempat kenaikan 1,1 juta barel per hari pekan lalu terjadi di Gulf Coast. Kenaikan lain dalam aktivitas penyulingan dalam laporan minggu depan akan mengantarkan kita kembali ke tren penarikan persediaan," kata Matt Smith, Direktur ClipperData.

Lebih lanjut menambah tekanan, Badan Energi Internasional mengatakan dalam laporan bulanannya bahwa harga minyak tidak mungkin meningkat secara dramatis dan berkelanjutan dan permintaan diperkirakan tidak akan kembali ke tingkat sebelum pandemi hingga 2023.

"Laporan IEA memicu aksi di antara pedagang minyak," kata Naeem Aslam, analis Avatrade. "Kita melihat beberapa aksi jual."

Minyak pulih dari posisi terendah bersejarah yang dicapai tahun lalu karena permintaan anjlok, didukung rekor pemotongan produksi minyak oleh Organisasi Negara Eksportir Minyak ( OPEC ) dan sekutunya. Brent mencapai USD71,38 per ounce pada 8 Maret, level tertinggi sejak 8 Januari 2020. (git/fin)

           
© 2024 Copyrights by FIN.CO.ID. All Rights Reserved.

PT.Portal Indonesia Media

Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210

Telephone: 021-2212-6982

E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com