JAKARTA - Sistem keuangan Indonesia terbilang terlambat, dibandingkan dengan negara tetangga seperti Malaysia yang sudah memulai sejak tahun 1953. Kendati begitu, keuangan syariah di Tanah Air terus mengalami pertumbuhan.
"Indonesia memulai keuangan syariah tahun 1991 dengan berdirinya bank syariah pertama Bank Muamalat. Sementara Malaysia menerapkan ekonomi syariah sejak 1963,'' ujar Menteri BUMN sekaligus Ketua Masyarakat Ekonomi Syariah, Erick Thohir, di Jakarta, kemarin (17/3).
Erick Thohir mencatat, meski terlambat namun keuangan syariah di Indonesia terus tumbuh, seperti di saat pandemi Covid-19. Adapun aset perbankan syariah pada 2020 meningkat 10,9 persen. Sementara bank konvensional 7,7 persen.
Pun demikian dengan dana pihak ketiga perbankan syariah juga berhasil meningkat sebesar 11,56 persen unggul tipis dibandingkan pertumbuhan DPK perbankan konvensional sebesar 11,49 persen.
Sedangkan dari sisi pembiayaan perbankan Syariah mencatatkan pertumbuhan terbesar 9,42 persen, jauh mengungguli perbankan konvensional yang hanya tumbuh sebesar 0,55 persen.
“Selain itu Market Share pasar modal Syariah sudah mencapai 17,379 persen, jumlah koperasi simpan pinjam dan pembiayaan syariah sebanyak 4.115 unit dan koperasi jasa keuangan syariah sebanyak 75 unit yang membantu dan membina UMKM di seluruh Indonesia,” pungkas Erick Thohir. (din/fin)