Pengurangan Stimulus Listrik, Jalan Tengah Atasi Dampak Pandemi

fin.co.id - 13/03/2021, 08:57 WIB

Pengurangan Stimulus Listrik, Jalan Tengah Atasi Dampak Pandemi

Pesawat milik maskapai Citilink terdampak abu vulkanik erupsi Gunung Ruang di Bandara Sam Ratuangi, Manado, Sulawesi Utara

Jakarta - Pengurangan stimulus listrik sebesar 50 persen, disebut merupakan jalan tengah yang terbaik untuk mengatasi dampak pandemi yang hingga kini belum berakhir. Anggaran stimulus itu akan bermanfaat untuk masyarakat, jika memang sebagian dialihkan untuk keperluan program vaksin nasional.

Hal itu disampaikan Direktur Eksekutif Energy Watch, Mamit Setiawan kepada Fajar Indonesia Network (FIN), Sabtu (13/3). Mamit menyadari, beban keuangan negara dan juga PLN sangat berat ketika stimulus listrik dilanjutkan seperti tahun lalu. Maka itu, keputusan pemangkasan insentif listrik untuk dialihkan ke program vaksin covid-19 dianggap sudah tepat.

"Ditariknya stimulus listrik di kuartal II/2021 ini memang dalam posisi serba salah. Di satu sisi memang beban keuangan negara terutama PLN memang cukup berat untuk menanggung insentif dalam waktu yang cukup lama. Di sisi lain perekonomian memang secara khusus belum bisa dikatakan cukup pulih secara signifikan. Tapi win-win solusinya adalah ketika dana stimulus ini memang digunakan untuk program kesehatan pemerintah seperti vaksin," ujar Mamit.

Baca juga: Pengusaha mengeluh Stimulus Listrik Dipangkas

Menurutnya, fokus pemerintah kepada program vaksin memang keputusan yang tepat. Sebab, kunci dari bergulirnya kembali perekonomian adalah kesehatan. Vaksin, dianggap sebagai upaya terbaik yang bisa dilakukan saat ini untuk mengakhiri krisis kesehatan. Jika krisis kesehatan berakhir, maka stimulus tidak lagi diperlukan.

"Diharapkan dengan adanya vaksin ini kita bisa mengatasi pandemi secara maksimal. Dengan demikian ketika pandemi ini sudah berakhir, perekonomian tumbuh kembali dan masyarakat bisa kembali beraktifitas seperti biasa," kata dia.

Maka itu, Mamit memaklumi keputusan pemerintah yang memangkas besaran stimulus listrik, harapannya dana yang dialihkan untuk kesehatan bisa dipergunakan secara optimal.

"Kedepan mungkin kalau terus seperti ini pemerintah bisa mengurangi beban stimulus untuk industri seperti sekarang ini, dengan dialihkan ke masyarakat. Saya kira ini menjadi salah satu solusi agar saling menguntungkan baik PLN maupun Pemerintah dan masyarakat. Memang tidak bisa semua langsung jadi, semua butuh proses. Dengan adanya dana untuk vaksin, adalah salah satu upaya untuk mengatasi pandemi Corona. Kita cari win-win solusi," pungkasnya.

Baca Juga: Peneliti INDEF Menilai Stimulus Pemerintah di 2021 Salah Sasaran

Sebelumnya, pemerintah memberikan diskon listrik 100 persen alias gratis sejak April 2020 hingga Maret 2021. Stimulus itu diberikan untuk golongan Rumah Tangga 450 VA, Bisnis Kecil 450 VA, dan Industri Kecil 450 VA.

Pemberian insentif itu dilanjutkan pada triwulan kedua 2021, mulai April hingga Juni 2021 dengan ketentuan yang berbeda. Bagi tiga golongan listrik  tersebut diatas,  diskon tidak lagi  100 persen, melainkan hanya 50 persen. Artinya, listrik gratis yang didapat sampai dengan Maret 2021, mulai April mendatang tidak berlaku lagi.

Sementara itu untuk golongan Rumah Tangga 900VA subsidi yang semula diberikan diskon sebesar 50 persen dari tagihan, mulai kuartal II/2021 atau April hingga Juni, insentif diberikan hanya sebesar 25 persen saja atau dikurangi setengahnya. (git/fin).

Admin
Penulis