JAKARTA - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) terus berupaya meringankan beban pembelajaran di berbagai daerah, termasuk berkolaborasi dengan masyarakat dan pihak swasta untuk meminimalkan risiko hilangnya minat belajar (loss of learning) pada siswa akibat pandemi Covid-19.
Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Dasar dan Menengah (Sesditjen PAUDDikdasmen), Kemendikbud Sutanto mengapresiasi peran swasta dalam membantu penyediaan modul pendidikan jarak jauh (PJJ).
"PJJ merupakan suatu adaptasi yang mau tidak mau diselenggarakan di masa pandemi. Meski begitu, kami menyadari, tidak semua wilayah di Indonesia terjangkau teknologi, terutama di daerah 3T," kata Sutanto di Jakarta, Kamis (4/3/2021).
BACA JUGA: BMKG Prakirakan Jakarta Diguyur Hujan Lebat Disertai Kilat dan Angin Kencang
Menurut Sutanto, banyak daerah masih kurang tersentuh teknologi dan infrastruktur, sehingga masih terkendala dalam pelaksanaan PJJ. Untuk mengatasi hal tersebut, Kemendikbud telah menyediakan bantuan bahan ajar berbentuk elektronik agar dapat diunduh."Selain itu, khusus untuk wilayah yang masih mengalami keterbatasan infrastruktur, Kemendikbud juga menyiapkan modul bentuk fisik yang dapat dipakai belajar di daerah tanpa listrik," ujarnya.
Direktur Sekolah Dasar, Ditjen Pauddasmen, Sri Wahyuni, mengonfirmasi bahwa salah satu daerah yang mengalami kesulitan PJJ daring adalah Kabupaten Belu di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
BACA JUGA: Pemerintah Pastikan Vaksin yang Digunakan di Indonesia Ampuh Lawan Mutasi Covid-19 B117
"Kabupaten Belu belum terjangkau listrik dan jaringan internet. Terdapat empat ribu lebih siswa yang tersebar di 12 kecamatan yang tidak dapat mengakses PJJ. Sementara, PJJ luring membutuhkan modul pembelajaran yang sesuai bagi siswa, guru, dan orang tua," kata Sri.Kemendikbud Mengapresiasi Kepedulian Danone Indonesia terhadap Pembelajaran Peserta Didik, dan telah memfasilitasi penyediaan modul pembelajaran terutama di daerah NTT untuk siswa, orang tua, dan guru-guru.
"Modul ini sangat bermanfaat bagi anak-anak kita di sana. Kami juga berharap, pemberian modul semacam ini dapat diperluas ke daerah dan untuk jenjang lainnya," ujarnya.
BACA JUGA: Ustad Hilmi: Isu Radikal Sudah Usang, Kini Mereka Pakai Istilah ‘Mabuk Agama’
"Mengingat, jenjang SD menjadi yang paling terdampak akibat pelaksanaan PJJ. Jumlah SD cukup banyak, dan kemampuan masing-masing satuan pendidikan itu beragan, maka butuh pendampingan," imbuhnya.Danone Indonesia, PT Sarihusada Generasi Mahardhika dan PT Tirta Investama mendukung Kemendikbud dalam pencetakan dan pendistribusian 33.480 buah modul fisik yang dapat digunakan oleh peserta didik, orang tua, serta para guru untuk dapat mendukung pendidikan selama pandemi.
"Danone telah menggandakan sebanyak 33.480 buah modul pembelajaran untuk pendidikan jenjang SD bagi peserta didik, guru, dan orang tua dan akan didistribusikan untuk 12 kecamatan yang ada di Kabupaten Belu, Provinsi NTT," kata Vice President General Secretary Danone Indonesia, Vera Galuh Sugijanto.
BACA JUGA: Sambangi KPK, Gus Yaqut Bicara Soal Pencegahan Fraud dan Penyimpangan di Kemenag
Menurut Vera, tantangan berat bagi siswa dan tenaga pengajar, sekolah, sistem dan orang tua ini harus segera disikapi bersama."Harus ada pembelajaran luring yang tidak langsung tatap muka, tapi metodenya fisik. Maka dari itu, kita ingin berkontribusi dengan pencetakan modul PJJ luring yang bisa dipakai anak-anak di pelosok, agar mereka tidak mengalami ketertinggalan pembelajaran yang semakin jauh," pungkasnya. (der/fin)