Tanggul Sungai Keturen Longsor

fin.co.id - 01/03/2021, 12:00 WIB

Tanggul Sungai Keturen Longsor

Pesawat milik maskapai Citilink terdampak abu vulkanik erupsi Gunung Ruang di Bandara Sam Ratuangi, Manado, Sulawesi Utara

TEGAL - Tanggul sungai di Kelurahan Keturen, Kecamatan Tegal Selatan, yang tepatnya di RT 3 RW 3 Jalan KH Iskhak, mengalami longsor sekitar 15 meter. Anggota DPRD Kota Tegal Fraksi PDI Perjuangan Triono mengatakan, penyebab longsornya tanggul tersebut diperkirakan karena terdampak pengerukan dengan buldozer, atau tanahnya labil, sehingga terkikis oleh arus air di musim penghujan.

BACA JUGA:  PSI Mau Interpelasi Anies Baswedan, PDIP: Arogan, Kepengen Manggung Sendiri

“Pengaruh waktu pengerukan sungai pakai alat buldoser. Kemungkinan juga karena hujan berturut dan tanahnya labil, akhirnya mudah terkikis oleh arus air dan mengakibatkan tanah bawah tanggul semakin berlubang, akhirnya pondasi anjlog ke bawah,” kata Triono, Sabtu (27/2). Anggota DPRD Dapil Tegal Selatan ini telah meninjau ke lokasi bersama Ketua RT, Jumat (26/2).

BACA JUGA:  La Liga Spanyol: Real Madrid Vs Real Sociedad, Menjaga Asa Menuju Puncak

Triono mengatakan, longsornya tanggul juga menandakan struktur bangunannya kurang baik. Semestinya dalam pembuatan tanggul diberi ceker ayam atau kerangka besi. “Yang saya lihat tanggul-tanggul kali di Kelurahan Keturen asal buat saja,” ungkap Triono, yang mencotohkan seperti pembuatan tanggul di sungai sepanjang Jalan Pangeran Antasari.

BACA JUGA:  Premier League: Manchester City Vs West Ham, Menanti Kemenangan Beruntun ke-20

Yaitu Sungai Pesing tanggulnya hanya menumpuk di tanggul yang lama. “Sehingga, airnya rembes atau bocor keluar dari kali ke daratan, bahkan ke jalan raya. Akhirnya kalinya banjir jalannya banjir,” tutur Triono seperti dikutip dari Radar Tegal (Fajar Indonesia Network Grup).

BACA JUGA:  Nurdin Abdullah Pernah Terima Penghargaan Antikorupsi, Begini Respons Ketua KPK

Lebih lanjut Triono meminta dinas terkait segera memperbaiki tanggul yang longsor, serta menangani tanggul di Sungai Pesing, persisya di sambungan tanggul lama yang bertumpukdengan tanggul baru, agar bisa ditambal. Selain itu, meski tidak hujan, ketinggian air sungai melebihi daratan. Sehingga, diperlukan normalisasi.

“Maka satu-satunya jalan harus ada pengerukan sungai,” ungkap Triono. (nam/wan)

Admin
Penulis