News . 01/03/2021, 10:35 WIB
JAKARTA - Pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) masih sulit bangkit meskipun pemerintah sudah menggelontorkan sejumlah insentif. UMKM sulit bangkit lantaran suku bunga perbankan yang masih tinggi di atas 9 persen.
Ekonom LBP Institute, Lucky Bayu Purnomo mengatakan dalam situasi pandemi pelaku UMKM dihadapkan pada permasalahan pembiayaan. Pasalnya, banyak UMKM yang belum pulih meski sudah mendapatkan insentif dari pemerintah.
Lucky tak menampik, sejak Bank Indonesia (BI) menurunkan suku bunga acuan, ditambah dengan berjalannya program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), tingkat suku bunga komersial perbankan sudah turun dari di atas 12 persen ke level 9,5 persen rata-rata. Namun demikian, bagi UMKM yang usahanya sempat berhenti karena pandemi, untuk mereka bangkit lagi tidaklah mudah, karena harus menanggung suku bunga tinggi tersebut.
Terpisah, Corporate Secretary PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) Aestika Oryza Gunarto mengatakan, bahwa Bank BRI hingga saat ini selalu konsisten untuk menjalankan program pemerintah, termasuk PEN. Terkait suku bunga, BRI menyadari bahwa peranannya sangat sentral bagi UMKM, maka ketika BI 7days reverse repo rate atau bunga acuan BI sudah berada di level terendah yakni 3,5 persen, BRI juga telah merespon dengan menurunkan suku bunga 75 bps - 150 bps.
PT.Portal Indonesia Media
Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210
Telephone: 021-2212-6982
E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com