News . 15/02/2021, 03:00 WIB
JAKARTA - Olahraga rutin, beristirahat cukup, periksa kesehatan berkala, mengelola stres, serta menghindari asap rokok serta menerapkan perilaku hidup bersih sehat (PHBS) adalah sebuah keharusan. Terutama selama masa pandemi Covid-19.
Perilaku masyarakat kini harus mengacu pada protokol kesehatan, yang dimulai dari 3M (memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak). “Perubahan perilaku bisa terjadi karena paksaan. Jadi di mana saja kita berada, perilaku ini harus disesuaikan dengan kondisi. Tujuannya memutus mata rantai penularan," ujar
Ketua Umum Perhimpunan Sarjana dan Profesional Kesehatan Masyarakat Indonesia (PERSAKMI) sekaligus epidemiolog Universitas Hasanuddin, Profesor Ridwan Amiruddin di Jakarta, Minggu (14/2).
Menurutnya, waktu perilaku berubah sangat tergantung dari kesadaran masyarakatnya. Yang dibutuhkan sense of crisis seluruh warga. Karena tidak ada orang yang tak mengambil peran dalam pengendalian COVID-19. “Lengah sedikit, kita terpapar," imbuh Ridwan.
Hal senada disampaikan Ketua Terpilih PB IDI sekaligus Ketua Tim Mitigasi COVID-19 PB IDI, dokter Muhammad Adib Khumaidi. Dia menegaskan kunci memutus mata rantai penularan COVID-19 tak lain perubahan perilaku dalam segala aktivitas kehidupan.
Saat berada di tempat bekerja misalnya. Sudah ada panduan yang perlu orang lakukan. Selain itu, perlu mendinsifeksi meja kerja sebelum dan sesudah bekerja juga disarankan. “Membuka jendela di pagi hari agar udara segar dan sinar matahari masuk dan menghindari makan bersama,” jelas Adib.
Pada gilirannya, lanjut Adib, orang-orang perlu membiasakan diri membawa perlengkapan pribadi saat keluar rumah. Antara lain: masker kain dan medis, face shield, baju seragam, jilbab, kotak penyimpanan masker, alat shalat, perlengkapan mandi, tas daur ulang untuk menyimpan baju, handrub saku, makanan minuman dengan peralatan makan dan minum pribadi.
“Bukan hanya untuk diri sendiri. Orang-orang termasuk para tenaga medis, bisa mencoba menjadi role model bagi lingkungannya. Terutama dalam urusan bersosialisasi. Kalau bisa menjadi role model, maka kita akan mencoba mengubah di mana kita berada," tutur Adib.
Untuk kekebalan kelompok sifatnya jangka panjang. Diprediksi butuh dua hingga tiga tahun terbentuk. “Sebabm kita membutuhkan 70-80 persen populasi. Tujuannya agar terbentuk imun atau mendapatkan vaksinasi," tandasnya.(rh/fin)
PT.Portal Indonesia Media
Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210
Telephone: 021-2212-6982
E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com