News . 11/02/2021, 07:35 WIB
JAKARTA - Komite Nasional Keselamatan Trasnportasi (KNKT) mengungkap temuan awalnya terkait kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ182 di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta pada 9 Januari 2021. Ternyata sebelum jatuh, sistem autothrottle pesawat mengalami masalah.
Ketua Sub Komite Investigasi Kecelakaan Penerbangan KNKT Capt Nurcahyo Utomo mengatakan dalam laporan awal hasil investigasi, ditemukan adanya anomali dalam sistem autothrottle pesawat Sriwijaya Air SJ 182.
“Saat ini memang yang kita ketahui autothrottle yang kiri bergerak mundur. Apakah ini yang rusak, kita belum tahu karena dua-duanya menunjukkan sikap yang berbeda. Dua-duanya mengalami anomali, yang kiri mundur terlalu jauh, yang kanan tidak bergerak seperti macet,” ujarnya dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Rabu (10/2).
Disebutkannya, terdapat 13 komponen lain yang terhubung dengan gerakan autothrottle itu.
“Mengapa anomali ini muncul, kita mesti lihat ada 13 komponen yang terkait dengan gerakan autothrottle ini. Masalahnya ada di mana, saat ini kami belum menentukan. Beberapa komponen yang sudah kita kirim, tapi belum bisa menjawab masalahnya apa,” ujarnya.
Dijelaskannya, berdasarkan kronologi penerbangan pesawat SJ 182, pilot meminta kepada pengatur lalu lintas udara (ATC) untuk berbelok ke arah 075 derajat pada pukul 14.38 WIB karena kondisi cuaca.
Lalu pada pukul 14.39.47 WIB ketika melewati 10.600 kaki dengan arah pesawat berada di 046 derajat, pesawat mulai berbelok ke kiri.
Tuas pengatur tenaga mesin sebelah kiri kembali bergerak mundur, sedangkan yang kanan masih tetap.
Pengatur lalu lintas udara (ATC) Airnav Indonesia memberi instruksi untuk naik ke ketinggian 13.000 kaki dan dijawab oleh pilot pukul 14.39.59 “Itu ada komunikasi terakhir dengan SJ 182,” katanya.
“Selanjutnya pesawat mulai turun, autopilot tidak aktif atau ‘disengage’ ketika arah pesawat di 016 derajat, sikap pesawat pada posisi naik atau ‘pitch up’ dan pesawat miring ke kiri atau ‘roll’. Tuas pengatur tenaga mesin sebelah kiri kembali berkurang sedangkan yang kanan tetap,” ungkap Nurcahyo.
Pada pukul 14.40 WIB, FDR mencatat authrottle tidak aktif (disengage) dan sikap pesawat menunduk (pitch down). Sekitar 20 detik kemudian, FDR berhenti merekam data.
“Apakah autothrottle menyebabkan roll dan pitch, logikanya, mesin mati satu, pesawat masih bisa terbang,” ujarnya.
“Kenapa pesawat berbelok ke kiri, mudah-mudahan CVR (Cocpit Voice Recorder) ditemukan, sehingga kita bisa mengetahui komunikasi antarpilot dan mendapatkan jawaban, sementara FDR mencatat adanya anomali autothrottle,” ujarnya.
Selain itu, Nurcahyo juga mengungkapkan adanya histori kerusakan pesawat yang ditunda perbaikannya.
"Dari data perawatan pesawat, kami peroleh bahwa ada dua kerusakan yang ditunda perbaikannya atau disebut deferred maintenance item sejak 25 Desember 2020. Deferred maintenance item itu adalah hal yang biasa dalam penerbangan dan ini adalah sesuai dengan ketentuan pemberangkatan atau dispatch dengan mematuhi panduan Minimum Equipment List," katanya.
PT.Portal Indonesia Media
Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210
Telephone: 021-2212-6982
E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com