JAKARTA - Elit Partai Demokrat ramai-ramai 'menyerang' politikus Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) Teddy Gusnaidi di media sosial twitter. Penyebabnya, Teddy dianggap sok-sokan untuk mengajari Ketua Umum Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dalam berorganisasi.
Deputi Balitbang DPP Partai Demokrat Bill Lubis menilai, Teddy Gusnaidi sok tahu. Padahal latar belakang pendidikannya tidak jelas. Lubis memastikan, apa yang dilakukan KSP Moeldoko terhadap Partai Demokrat tidak akan diterima oleh Partai manapun termasuk PKPI.
"Sekolah kursus aja drop out, gayanya sok paling tau. Moeldoko dikasih gratisan jadi Ketum partai loe, gak bakal mau. Apalagi disuruh kudeta PKPI," tulis Bill Lubis di twitternya, dikutip Rabu (3/2).
Lubis juga menyentil Teddy Gusnaidi soal dirinya yang tak pernah lolos ke Senayan.
"Mending lo mikirin diri lo dari skrg, gimana caranya lo bisa lolos di Parlemen. Capek lo teriak-teriak ngurusin org lain. Mending berbobot. 2024 kita ketemu di senayan ye bareng gue," katanya.
Sementara itu, Deputi Balitbang Partai Demokrat, Yan Harahap juga menyentil latar belakang pendidikan Teddy Gusnaidi.
"Orang yang kuliahnya DO, sok ngajarin seorang lulusan terbaik. Di situ kadang saya merasa geli," sentil Yan.
Sebelumnya, Ketum Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengungkapkan bahwa ada upaya pengambilan Partainya lewat Kongres Luar Biasa (KLB) oleh sejumlah mantan kader Demokrat dan orang-orang di lingkaran Istana.
Menanggapi itu, Teddy Gusnaidi mengatakan, upaya ambil alih Partai lewat KLB itu legal. Sebab, KLB itu sendiri dilakukan oleh orang-orang dari dalam Partai itu sendiri.
Gue ajarin lu ya Agus Yudhoyono, pertama, KLB itu legal dalam Partai, dan yang ikut KLB itu ya anggota partai tsb, gak bisa org luar. Kedua, penentu suara itu anggota Partai elu. Kalau mereka gak milih elu, itu bukan kudeta namanya, tapi elu kalah. Lu sebenarnya ngerti gak sih?,” cuit Teddy Gusnaidi, Selasa (2/2).
Teddy Gusnaidi bilang seharusnya AHY sebagai Ketua Umum memahami anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/RT) Partainya.
“Makanya elu baca dan pahami AD/ART, disitu ada tugas dan kewajiban elu sebagai ketua umum, jika elu gak jalankan tugas dan kewajiban elu, maka para pemilik suara di Partai berhak untuk mengadakan KLB untuk menggantikan elu. Masak hal mendasar begini elu gak paham?” tegas Tedy Gusnaidi. (dal/fin).