News . 23/01/2021, 20:30 WIB

Muannas ke Pandji Pragiwaksono: Mau Dukung Anies Silahkan, Mau Dekat FPI Monggo, Tapi gak Mesti Melawan Hukum

Penulis : Admin
Editor : Admin

JAKARTA- Politikus PSI, Muannas Alaidid menilai, apa yang disampaikan aktor Pandji Pragiwaksono terkait Front Pembela Islam (FPI), merupakan ucapan yang melawan negara. Sebab, ucapan itu dikeluarkan Pandji setelah Kapolri mengeluarkan Maklumat terkait larangan menyebar konten terkait FPI.

"FPI sudah jelas bubar dan dilarang negara kok dibela Pandji sengaja buat konten YouTube setelah tiga hari keluar maklumat Kapolri, ini namanya melawan negara. Mau dukung Anies silahkan mau merasa deket dengan FPI sebelum dibubarkan monggo, tapi gak mesti melawan hukum," kata Muannas di akun twitternya, Sabtu (23/1).

Muannas bilang, Pandji tidak cukup dengan hanya minta maaf saja. Harus ada proses hukum. Sebab, apa yang disampaikan Pandji dianggap lebih para dari kasus pembohongan publik yang dilakukan Ratna Sarumpaet.

"Pandji ini bahaya betul cara pemikirannya, bagi saya tidak bisa cukup minta maaf. Tapi mesti proses hukum, lebih parah ini dibanding Ratna Sarumpaet dugaan sebarkan kebohongan kali ini manipulasi pendapat Tamrin dengan adu-domba 2 ormas islam terbesar, hanya demi bela ormas yang sudah jelas dilarang," kata Muannas.

"Jadi apa yang dilakukan Pandji ini bukan soal urusan pribadi dengan Tamrin, tapi nyata diduga sebarkan berita bohong dan kebencian SARA dengan adu-domba ormas islam," ujar Muannas.

Sebelumnya Sosiolog Thamrin Amal Tomagola angkat bicara terkait Pandji Pragiwaksono yang membawa-bawa namanya dalam pernyataan soal Front Pembela Islam (FPI), Nahdatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah.

Thamrin mengatakan, dirinya pernah membahas soal FPI, NU dan Muhammadiyah. Namun pembahasan saat itu terkait kelompok miskin kota yang hidupnya di Jakarta. Mereka dekat dengan FPI .

"Konteks pembicaraan saat itu adalah membahas kehidupan kelompok miskin kota di perkampungan kumuh di Jakarta. NU dan Muhammadiyah kurang menyambangi dan mendampingi meringankan kehidupan ummat miskin Kota di perkampungan kumuh miskin di Jakarta. Kekosongan pendampingan itu kemudian diisi oleh FPI,” ujar Thamrin Tomagola lewat keterangan tertulisnya, Sabtu (32/1).

Tomagola bilang, FPI punya konsep ‘Kiai Kampung’ yang pintu rumahnya terbuka untuk 24 jam untuk kelompok miskin Kota di perkampungan kumuh Jakarta. Hal ini sama seperti ulama-ulama NU di pedesaan Jawa dan Kalimantan yang pintu rumahnya terbuka 24 jam untuk warga miskin.

Tomagola membantah bahwa dirinya memuji FPI dan menjelekkan NU dan Muhammadiyah dengan mengatakan FPI merakyat sementara NU dan Muhammadiyah elitis.

“Penggunaan kata rakyat dan elitis sebaiknya ditanyakan ke pada Pandji sendiri. Tidak sama sekali (memuji FPI). Saya mengamati realita dan mengungkapnya secara bebas, menilai atau penilaian,” pungkasnya. (dal/fin).

           
© 2024 Copyrights by FIN.CO.ID. All Rights Reserved.

PT.Portal Indonesia Media

Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210

Telephone: 021-2212-6982

E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com