INDIHIANG - Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) menyisir sejumlah distributor kedelai, memastikan ketersediaan dan harga sesuai dengan tarif pasaran. Terdapat dua distributor besar yakni di wilayah Indihiang dan Pasar Cikurubuk yang menjadi sasaran inspeksi dadakan.
Kepala Dinas Koperasi, UMKM, Perindag, Kota Tasikmalaya H M Firmansyah menjelaskan berdasarkan hasil inspeksinya di lapangan, kondisi stok kedelai yang ada mencapai 60 sampai 80 ton, untuk disalurkan ke pemasok dan perajin tahu dan tempe. Harga kedelai saat ini, kata dia Rp 9.000 per kilogram. Padahal bila mengacu kepada peraturan Kementerian perdagangan secara global hanya Rp6.800 per kilogram.
BACA JUGA: Teddy Gusnaidi: Era SBY Cari Aman, Radikalisme Dibiarkan, Kini Jokowi Bekerja Keras
"Setelah kami klarifikasi kenaikkan harga itu karena harga beli dari suplier pusat di jual dengan harga Rp 8.700 per kilogram," tuturnya disela sidak di Pasar Cikurubuk seperti dikutip dari Radar Taskmalaya (Fajar Indonesia Netwok Grup), Senin (11/1).Pihaknya akan menganalisa faktor penyebab kenaikan harga suplier pusat, karena tidak sesuai dengan harga yang ditetapkan oleh kementerian. Kenaikan tersebut, perlu dicek lebih lanjut sejauhmana selisih harga terhadap pengecer atau perajin. "Apakah lebih tinggi dari harga dasar keputusan pemerintah pusat, atau memang mengikuti harga suplier ini," kata dia.
"Bisa terjadi juga harga impor ke suplier dinaikkan, itupun bisa terjadi karena adanya pembatasan kuota tadi," sambung Firmansyah.
BACA JUGA: Eva Belisima Unggah Momen Mesra, Netizen Malah Salfok Bagian Atas Bawah Kiwil
Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan Kota Tasikmalaya, H Tedi Setiadi menuturkan kebutuhan kedelai setiap satu bulan mencapai 520 ton. Menurutnya, dari kondisi stok kedelai yang ada di Kota Tasikmalayaterbilang mencukupi."Untuk pembuatan tahu dan tempe ini Kota Tasikmalaya masih mengandalkan kedelai impor dari Amerika, dengan alasan kualitas tempenya lebih bagus," ujarnya.
Dia mengatakan perajin kurang begitu melirik kedelai lokal, karena dari sisi kualitas lebih baik kedelai impor. "Makanya kebutuhan kedelai impor ini sangat tinggi untuk dijadikan olahan tempe dan tahu," kata Tedi.
BACA JUGA: Wakil Ketua MPR: EUA dan Sertifikasi Halal Vaksin Covid-19 Kabar Baik bagi Masyarakat
Sementara itu, Pemilik toko distributor kacang kedelai di Pasar Cikurubuk, Ardi Cahyadi mengakui kenaikkan harga kedelai merupakan faktor internasional. Selama ini, kata dia, harga kacang kedelai tersebut sudah mengalami kenaikkan. "Harga beli dari sana di kisaran Rp 8.700 dan 8.600 untuk saat ini yang di ambil langsung dari Jakarta," tuturnya.Pihaknya menjual di kisaran Rp 8.900 sampai Rp 9.000 per kilogramnya. Ia menjual tidak lebih tinggi, tetapi menyesuaikan harga suplier. Dampak dari kenaikan harga komoditi dunia ini sangat dirasakan olehnya dan juga para pengarajin tempe dan tahu.
"Harga naik penjualan menurun, penjualan juga menurun hingga 30 persen dampak dari kenaikan harga ini," keluhnya.(igi)