News . 12/01/2021, 11:00 WIB
JAKARTA - Satu korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 telah teridentifikasi. Sedangkan Basarnas total telah mengumpulkan 40 kantong jenazah, namun black box belum juga ditemukan.
Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Rusdi Hartono mengungkapkan Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri berhasil mengungkap satu identitas penumpang pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu pada Sabtu (9/1). Dia juga menyebut pihaknya telah menerima 17 kantung jenazah serta 53 sampel DNA.
Diungkapkannya, satu korban yang teridentifikasi bernama Okky Bisma.
"Tim dapat mengidentifikasi salah satu korban kecelakaan atas nama Okky Bisma. Kita dapat identifikasi satu korban Sriwijaya Air yang mengalami kecelakaan," katanya.
Sementara itu, Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Marsdya Bagus Puruhito mengatakan hingga Senin (11/1) pukul 17.00 WIB, tim SAR Sriwijaya Air SJ 182 telah mengumpulkan total 40 kantong jenaah berisikan bagian tubuh. Temuan itu merupakan akumulasi dari pencarian pertama sejak 9 Januari 2021, sesaat setelah pesawat jatuh.
"Sampai sore ini ada perkembangan. Yang tadinya 18 kantong jenazah yang sudah kita temukan, hari ini bertambah 22 kantong. Jadi total kita sudah kumpulkan 40 kantong jenazah (berisikan body part)," ujarnya di Jakarta International Container Terminal (JICT) 2, Jakarta Utara.
"Seperti saya katakan fokus kita pada operasi SAR ini kepada evakuasi korban. Adapun material ada tambahan dua kantong dan saat ini operasi SAR masih berlangsung di area. Saya juga mohon doa dan support-nya kepada seluruh masyarakat agar operasi ini berjalan lancar dan kita bisa selesaikan dengan baik," jelasnya.
Di sisi lain, Ketua Sub Komite IK Penerbangan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Nurcahyo Utomo mengatakan pesawat Sriwijaya Air yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu kemungkinan pecah saat menabrak perairan. Hal itu menurutnya didasarkan atas puing-puing yang ditemukan.
“Kemungkinan pecah berkeping-keping ketika menghantam perairan, karena jika meledak di udara, puing-puing akan tersebar lebih luas,” ungkap dia.
Untuk memastikan penyebab kecelakaan, Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono berharap Black Box pesawat bisa segera ditemukan.
"Mudah-mudahan segera bisa ditemukan kedua black box tersebut," ujarnya.
"Permasalahan black box mulai kemarin sore melakukan penyelaman dengan menggunakan pinger finder yang dimiliki KNKT. Kita ada 3 set alat tersebut. Dan kemarin sore hujan deras diberhentikan dulu dari pencarian, karena membahayakan bagi penyelam," jelasnya.
Kemudian, tadi malam sekitar pukul 20.00 WIB, tim pencari membuat sebuah triangle untuk mempersempit area keberadaan kedua black box itu. Penyempitan itu dibutuhkan untuk menemukan letak kedua black box SJ182.
Dikatakannya, penemuan black box sangat penting. Karenanya untuk segera menemukan black box, pihaknya akan memberangkatkan kapal Baruna Jaya IV. Sebab Kapal Baruna Jaya IV memiliki kemampuan membaca sensor voice data recorder (VDR) dan flight data recorder (FDR).
Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut (Kadispenal) Laksamana Pertama (Laksma) TNI Julius Widjojono mengungkapkan butuh kesabaran kestra untuk menembukan black box pesawat Sriwijaya Air SJ182. Pihaknya akan terus memperkecil area pencarian.
PT.Portal Indonesia Media
Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210
Telephone: 021-2212-6982
E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com