JAKARTA- Menteri Sosial Tri Rismaharini mengatakan pihaknya akan memberikan pendampingan terhadap para keluarga korban dalam memperoleh hak asuransi kecelakaan yang dialami para penumpang Sriwijaya Air SJ-182 yang jatuh di perairan kepulauan seribu.
"Ini sempet kami bicarakan. Untuk nanti Kemensos akan menjadi jembatan antara keluarga, kemudian Pemda dan Pemda daerah asal. karena tadi ada 24 kota/kabupaten yang domisilinya para keluarga korban. Nah, itu yang akan kita coba bantu dari Kemensos untuk komunikasi dengan Pemda, keluarga, dan juga ke jasa raharja," ucap Risma di Posko Crisis Center Terminal 2D Bandara Soekarno-Hatta, Selasa (11/1).
Kata Mensos, asuransi kecelakaan bagi para korban juga akan didapat dari pihak Boeing. Pihaknya akan bersedia melakukan pendampingan jika harus sampai ke pengadilan.
"Setahu saya ada. Jadi itu yang harus kita siapkan. Nanti kalau ternyata harus ke pengadilan, maka Kemensos yang akan membantu mengakseskan ke pengadilan seperti itu," jelas Mensos Risma.
Risma memastikan, tim trauma healing Kemensos RI saat ini juga akan mendatangi keluarga korban selain di Pontianak dan dua posko di Jakarta dan Bandara Soetta.
"Jadi kita ada di Pontianak. Nanti kalau ada keluarga korban di daerah, kita akan datangi. Selain di Pontianak," jelasnya.
Menanggapi itu, mantan politikus Partai Demokrat Roy Suryo menilai, apa yang akan dikerjakan Mensos terhadap korban Sriwijaya Air, bukan tugas pokok Menteri Sosial. Roy Suryo meminta Risma fokus ke kerja-kerja sosial dan tidak membuat janji-janji ke keluarga korban.
"Kalau ini memang bukan hoax. Tetapi sepertinya bukanlah tupoksi Kemensos RI untuk harus mengantarkan ke Pengadilan tuntutan-tuntutan begini, apalagi menyangkut Boeing (?). Sebaiknya Fokus saja ke bidang Sosial, jangan Janji-janji ke masyarakat apalagi keluarga korban yang tengah berduka," ujar Roy Suryo di akun twitternya, Senin (11/1).
Roy Suryo mengatakan, tidak ada asuransi dari Pihak Beong bagi korban SJ-182 seperti yang diklaim Risma. Yang ada dari manufakturenya.
"Mungkin dia mengira bahwa B737-500 PK-CLC ini spt B737-800 Max Lion Air yang masih berusia bbrp bulan soal Asuransinya. Padahal yang ini sudah dipakai sejak 13/05/94 oleh Continenal-Air & United Airlines AS tahun 2010. Baru tahun 2012 dipakai Sriwijaya Air alias sudah berusia 26 tahun 7 bulan," kata Roy.
"Jadi dalam Pres Conf siang tadi di Bandara Soetta ini, dia sebenarnya ingin mengatakan bahwa "Asuransinya ada dari Manufacturenya. Cuman kata tersebut (tidak tahu?) lupa dan ada yang membisikkan Boeng. Meskipun begitu, soal tuntutan Asuransi begini bukan tupoksinya Kemensos RI,' sambung Roy Suryo. (dal/fin)