JAKARTA - Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera berkomentar soal efikasi vaksin Covid-19 produksi Sinovac, CoronaVac, yang diuji klinis di Indonesia.
Ia menyayangkan efikasi yang dimiliki antivirus SARS-CoV-2 itu hanya mencapai 65,3 persen. Ia berharap, efikasi vaksin tersebut seharusnya minimal 80 persen.
"Amat disayangkan harusnya efikasi minimal 80% jgn 65%," ujar Mardani melalui akun Twitter @MardaniAliSera, Senin (11/1).
Ia menyebut, apabila efikasi suatu vaksin tinggi maka jumlah orang yang mesti divaksin untuk mencapai kekebalan kelompok (herd immunity) semakin sedikit.
Ia lantas mempertanyakan berapa lama program vaksinasi yang perlu dilakukan apabila rentang efikasi vaksin Covid-19 hanya mencapai 50-60 persen.
"Krn dgn tingginya efikasi vaksin, jumlah org yg harus divaksin utk mencapai kekebalan berkelompok semakin sedikit. Jk efikasi 50-60% lalu semua penduduk divaksinasi, memakan waktu brp lama?" kata Mardani.
Ia lantas menjelaskan maksud efikasi dengan mengutip penuturan dr. Sepriani Timurtini Limbong yang mengatakan efikasi merupakan peresentase penurunan kejadian penyakit pada kelompok orang yang divaksinasi.
Atas hal itu, ia menyimpulkan efikasi menunjukkan kemampuan suatu vaksin dalam konteks penelitian.
"Menurut dr. Sepriani Timurtini Limbong, efikasi adl persentase penurunan kejadian penyakit pd kelompok org yg divaksinasi. Jd,efikasi menunjukkan kemampuan vaksin tp dlm konteks penelitian. Kondisi penurunan tersebut akn dibandingkan dgn mrka yg tdk divaksinasi pd kondisi optimal," tambah Mardani dalam cuitan lainnya.
https://twitter.com/MardaniAliSera/status/1348588378137116673
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) resmi menerbitkan izin penggunaan darurat (EUA) atas vaksin Covid-19 produksi perusahaan Sinovac, CoronaVac.
“Vaksin CoronaVac memenuhi persyaratan mendapatkan EUA,” kata Kepala BPOM Penny K Lukito dalam jumpa pers daring yang dipantau dari Jakarta, Senin (11/1).
Ia mengatakan, BPOM mempertimbangkan hasil uji klinik di Indonesia, Brazil, dan Turki dalam memutuskan pemberian otorisasi darurat itu.
Hasil uji di ketiga negara menunjukkan antivirus SARS-CoV-2 itu memiliki keamanan dan kemanjuran (efikasi) menangkal Covid-19.
Selain itu, kata dia, vaksin Sinovac tersebut memenuhi standar Badan Kesehatan Dunia (WHO) untuk bisa mendapatkan izin EUA dengan tingkat efikasi minimal 50 persen.