WONOSOBO - Harga kedelai melambung, pengrajin tahu dan tempe di kabupaten wonosobo menjerit. Bahkan tiga hari yang lalu mereka berhenti produksi, lantaran tidak ada kepastian harga bahan baku. Harga kedelai melonjak hingga Rp.9.300 per kilogram, dan terus berubah setiap harinya.
“ ini baru kembali berproduksi, tiga hari lalu kita ikut mogok tidak produksi, untuk menyesuaikan harga, karena harga kedelai sudah diatas Rp.9 ribu per kilogram,” ungkap Fahrurozi (55), pengrajin tempe dan tahu asal Desa Bumiroso Kecamatan Watumalang kemarin.
BACA JUGA: Simpatisan Abu Bakar Ba’asyir Diminta Tak Berkerumun Saat Melakukan Penjemputan
Menurutnya, kenaikan harga kedelai selama tahun 2020 ini sudah terjadi dua kali, pertama pada awal pandemic covid 19 dan kedua pada penghujung tahun 2020. Hal tersebut sangat mengganggu produksi tahu dan tempe yang menjadi mata pencaharian sebagian besar warga desa bumiroso.“ sudah dua kali dalam setahun, kenaikan itu sangat berpengaruh, menjadikan para pengrajin susah menentukan harga, khan tidak bisa langsung kenaikan harga itu diterima oleh konsumen,” katanya seperti dikutip dari Magelang Ekspres (Fajar Indonesia Network Grup).
BACA JUGA: Dilakukan Saat Berstatus Saksi, Kuasa Hukum Sebut Penetapan Tersangka HRS Prematur
Jika harga kedelai sebagai bahan baku utama tidak stabil, berdampak kuat pada ada produksi tahu, sebab prosesnya yang agak susah, ukurannya sudah diatur sedemikian rupa. Berbeda dengan produksi tempe, lebih mudah diatur.“ sebelum ada kenaikan harga tahu per eblek dari Rp.60 ribu, kemudian di awal pandemic dampak dollar naik menjadi Rp. 5 ribu dan sekarang per eblek menjadi Rp. 70 ribu, dan harga itu sudah menjadi kesepakatan bersama.” katanya.
BACA JUGA: Tokoh NU Sindir Risma yang Masuk Kolong Jembatan: Gak Laku Lagi Model Jokowi Dulu Bu
Produksi tahu dengan situasi itu berkurang, Fahrurrozi mengaku untuk produksi tahu miliknya, dari 4 kwintal per hari kedelai perhari , menjadi 3 kwintal perhari. Masing-masing produsen memang tidak sama, sebab ada yang dijual sendiri dan ada yang menggunakan jasa pengeber atau reseler.BACA JUGA: Amien Rais Sebut SKB Pelarangan FPI Kotoran Peradaban, Ferdinand: Tak Berakhlak Luhur, Provokatif!
“ kami berharap kedepan pemerintah membantu pengrajin untuk menstabilkan harga kedelai, dan juga pengrajin temped an tahu wonosobo harus bersatu membentuk proteksi, dimana mengutamakan produksi wonosobo untuk konsumsi orang wonosobo,” ucapnyaSementara itu, Kades Bumiroso, Sumardin mengemukakan bahwa di desa yang ia pimpin terdapat puluhan pengrajin tahu dan tempe. Produksi tahu dan tempe sudah menjadi salah satu mata pencaharian utama warga setempat.
BACA JUGA: Prof Ariel: Bubarkan Ormas Tanpa Pengadilan, Tapi ada yang Masih Nanya Otoriternya di Mana
“ total pengrajin tempe dan tahu di desa bumiroso sebanyak 71 orang, pengrajin tempe lebih banyak, sedangkan pengrajin tahun jumlahnya sekitar 30 orang,” katanya.Berkaitan dengan kenaikan harga kedelai belakangan ini, keinginan pengrajin menyesuaikan. Kenaikan harga kedelai saat ini memang cukup krusial, sebab bukan karena dipengaruhi dollar naik, tapi dipicu oleh gagal panen kedelai di Negara brazil dan argentina, sebagai Negara pemasok kedelai di indonesia
“ informasi yang kita dengar begitu, tapi pastinya ya tidak tahu. Selama ini kedelai yang pengrajin asal bumiroso memang kedelai impor, dari amerika, brazil, argentina dan china,” bebernya.
BACA JUGA: Tingkatkan Penggunaan EBT, Anak Perusahaan PLN Gandeng Anak Perusahaan Pertamina
Menurutnya, pengrajin di bumiroso sempat tidak produksi selama tiga hari, karena ini terkait dengan harga tahu di tingkat pasaran untuk menyesuaikan harga. Sehingga mogok produksi tersebut semata mata untuk meningkatkan harga saja bukan terkait soal politik apapun.“ jadi kalau berhenti, tidak produksi itu semata untuk menyesuaikan harga, jadi ketika muncul harga baru, ditingkat pasaran atau konsumen tidak kaget,” ucapnya.
BACA JUGA: LPJK Lakukan Transisi Layanan Sertifikasi Badan Usaha dan Sertifikasi Kompetensi Kerja Konstruksi
Sebenarnya kenaikan harga itu sudah dimaklumi oleh konsumen sebab mereka butuh. Kenaikan harga bahan baku juga sudah viral di media. Kenaikan harga tahu dan tempe itu bukan karena tidak ada stok kedelai, tapi dari sisi yang lain.“ jadi harga naik ini bukan karena stok kedelai langka, tapi karena tadi itu, harga memang sudah naik dari importer,” pungkasnya. (gus)