News . 30/12/2020, 09:35 WIB
JAKARTA - Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) akan membuka kembali Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di sekolah pada Januari 2021. Namun, pemerintah pusat dan daerah diminta mewaspadai potensi penularan virus corona (covid-19) klaster pendidikan.
Komisioner Bidang Pendidikan (KPAI), Retno Listyarti mengingatkan agar pemerintah pusat dan daerah mempersiapkan PTM secara sungguh-sungguh, terencana dan masif.
"Banyak hal yang mesti diperhatikan saat menggelar PTM. Perlu kecermatan dan kehati-hatian, jangan sampai sekolah berpotensi kuat menjadi klaster baru," kata Retno di Jakarta, Selasa (29/12).
"Perlu keterlibatan aktif Gugus Tugas Covid-19 Daerah dalam mengawasi sekolah yang siap dan yang belum siap. Jika belum siap, maka tunda PTM, tetap perpanjang Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ)," ujarnya.
Dalam teknis pelaksanaan PTM, kata Retno, ada baiknya digelar hanya untuk materi pelajaran sulit hingga yang memerlukan praktikum. Sedangkan, materi dalam kategori sedang dan mudah diberikan dalam PJJ.
Terlebih lagi, terkait pendanaan dalam mempersiapkan sarana dan prasarana protokol kesehatan. Menurut Retno, pemerintah perlu melakukan pendampingan agar terlaksananya PTM yang sehat dan aman.
"Sekolah harus didampingi dan didukung pendanaan untuk menyiapkan infrastruktur dan protokol kesehatan adapatsi kebiasaan baru di satuan pendidikan," tuturnya.
"5,25 persen yang sudah menggelar pembelajaran tatap muka," ujarnya.
Angka 5,25 persen itu didapat KPAI setelah melakukan survei kepada 62.448 peserta didik di 34 provinsi. Survei itu juga menemukan 94,75 persen sekolah masih belum menyelenggarakan PTM. Dari sekolah yang melakukan PTM, ditanyakan beberapa hal terkait kesiapaan adaptasi kebiasaan baru.
Selain itu, lanjut Retno, ada 91,96 persen responden menyatakan sekolahnya sudah memiliki sarana cuci tangan. Hanya 8,04 persen responden sekolah yang menyatakan tidak ada wastafel atau tempat cuci tangan dalam bentuk apa pun.
Koordinator Perhimpunan untuk Pendidikan dan Guru (P2G), Satriwan Salim justru meminta pemerintah pusat dan daerah menunda pelaksanaan pembelajaran tatap muka yang dimulai Januari 2021.
"Sekolah tatap muka sebaiknya tidak dilakukan di daerah dengan zona merah, oranye, dan kuning. Memang, rencana PTM tidak bisa dipukul rata sama di semua daerah dan zona," kata Satriwan.
"P2G mendesak agar Kemendikbud dan Kemenag jangan lepas tanggung jawab. Harus benar-benar meng-kroscek pemenuhan 5 Siap dan daftar periksa tiap sekolah di daerah" ujarnya
"Kemendikbud jangan hanya pasif menerima atau sekadar mengecek kesiapan sekolah via online, tapi harus agresif proaktif mengecek kesiapan sekolah," sambungnya.
"Kami mengingatkan kembali agar kebijakan pembelajaran tatap muka tetap dilakukan secara berjenjang, mulai dari penentuan pemberian izin oleh pemerintah daerah/kanwil/Kantor Kemenag, pemenuhan daftar periksa oleh satuan pendidikan, serta kesiapan menjalankan pembelajaran tatap muka," kata Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah, Jumeri.
PT.Portal Indonesia Media
Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210
Telephone: 021-2212-6982
E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com