UAS Bilang Perayaan Tahun Baru Mirip Yahudi, Politikus PDIP: Jadi Tokoh jangan Sembarangan

fin.co.id - 21/12/2020, 09:15 WIB

UAS Bilang Perayaan Tahun Baru Mirip Yahudi, Politikus PDIP: Jadi Tokoh jangan Sembarangan

Pesawat milik maskapai Citilink terdampak abu vulkanik erupsi Gunung Ruang di Bandara Sam Ratuangi, Manado, Sulawesi Utara

JAKARTA- Politikus PDI-Perjuangan, Budiman Sudjatmiko menanggapi pernyataan Ustad Abdul Somad (UAS) tentang perayaan malam tahun baru. Seperti dalam sebuah video ceramahnya, UAS mengatakan bahwa ummat muslim yang merayakan malam tahun baru dengan meniup terompet maka hal itu menyerupai orang-orang Yahudi.

Budiman Sudjatmiko menilai, UAS keliru. Sebab malam tahun baru Yahudi bukan pada 1 Januari. Lebih lanjut Budiman mengatakan, jika disebut tradisi Yahudi, maka ada berapa ajaran Islam juga dipakai Yahudi. Seperti sunatan, tidak makan babi dan lainnya.

"Bedug yang ditabuh itu juga tradisi Budhisme dan agama-agama timur lainnya. Btw, Tahun baru Yahudi itu bukan 1 Januari. Mereka punya sendiri, namanya Rosh Hashanah. Oh ya sunat itu juga tradisi Yahudi. Juga tak makan daging babi," kata Budiman dikutip akun twitternya, Senin (21/12).

Mantan anggota DPR RI 2014-2019 ini mengatakan agar UAS hati-hati dalam menyampaikan ilmu di zaman ini. Sebab informasi didapat begitu cepat.

"Tuips..tak berpengetahuan dan tak berilmu di era media sosial ini sungguh berbahaya...Dulu ketidaktahuan mungkin cuma berdampak di keluarga atau lingkungan terbatas, tapi di era medsos ia berdampak luas. Hati-hati," katanya.

Budiman menjelaskan, saat ini jangankan niat jahat tanpa ilmu, niat baik tanpa ilmu pun bisa menimbulkan petaka. Terlebih di era media sosial.

"Tapi era medsos juga memberimu kesempatan belajar seluas-luasnya dan mengerti sedalam-dalamnya. Gratis pula. Asal mau. Kecuali situ tidak tahu malu," katanya.

Budiman mengatakan, agar sebagai tokoh publik, UAS tidak mengeluarkan pernyataan sembarangan.

"Dulu hanya jadi bodoh yang gratis. Sekarang jadi pintar pun bisa gratis kok. Jadi tokoh jangan sembarangan mengeluarkan pernyataan. "Kebenaran" tak lagi berasal dari 1 mimbar tempatmu berdiri," pungkas Budiman Sudjatmiko. (dal/fin).

Admin
Penulis