JAKARTA - Nama putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi), Gibran Rakabuming Raka dibawa-bawa dalam kasus korupsi dana bantuan sosial oleh Kementerian Sosial (Kemensos). Hal ini diketahui publik dari salah satu hasil investigasi Majalah Tempo yang dipublikasikan pada Ahad (20/12) kemarin dengan judul 'Otak-Atik Paket Bansos dan Jatah untuk Pejabat Negara'.
Di sana dijelaskan bahwa PT Sri Rejeki Isman Tbk. (Sritex) diduga menerima rekomendasi khusus dari Gibran Rakabuming Raka. Namun demikian, perseroan menyatakan partisipasi dalam program tersebut dimulai dari pertemuan antara pihak Kementerian Sosial (Kemensos) dan perseroan.
PT Sritex adalah satu dari enam perusahaan yang ditunjuk Kemensos menggarap proyek pembuatan tas kain untuk penyaluran bansos. Padahal, semula, proyek ini dijanjikan kepada perusahaan kecil dan menengah.
Dari Ahad malam hingga Senin pagi, tagar #tangkapAnakPakLurah jadi trending di media sosial twitter. Netizen menulis tagar itu sebanyak 50 ribu lebih. Anak Pak Lurah yang dimaksud di sini adalah Gibran sebagai anak Presiden. Istilah anak Pak Lurah dipakai oleh para staf di Kemensos dalam transaksi.
Menanggapi itu, sebagai pendukung fanatik Presiden Joko Widodo, Ferdinand Hutahaean mengaku meragukan informasi keterlibatan Gibran tersebut. "Karena banyak yang minta komentar saya tentang Gibran. Saya meragukan sumber informasinya," kata Ferdinand di twitternya, Senin (21/12).
Ferdinand mengatakan, Sritex sudah lama bekerjasama dengan pemerintah dan mendukung kegiatan pemerintah. "Sritex, bukan pemain baru di pemerintah. Silahkan cek rekam jejaknya. Sritex itu selalu dukung penguasa," katanya.
Eks Politikus Partai Demokrat ini mengatakan, sebaiknya dibuktikan rekomendasi dalam bentuk apa. Jika melanggar makan ditindak. "Soal katanya rekomendasi, rekomendasi seperti apa? Lisan? Tertulis? Buktikan. Kalau melanggar, tindak," katanya. (dal/fin).