PANGKALPINANG - Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) mencatat sebanyak 806 obat ARV setiap bulannya yang diberikan rumah sakit bagi penderita HIV/AIDS di provinsi ini.
Setidaknya, dengan jumlah obat yang disalurkan itu secara tidak langsung menyebutkan jumlah Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) di Babel meskipun tidak dijelaskan langsung. Untuk tahun ini juga tepatnya pada September 2020, terdata ada 177 orang yang positif HIV/AIDS berdasarkan hasil pemeriksaan. Dan berpotensi akan terus bertambah.
"Karena belum Desember ya, jadi kita belum tahu jumlahnya seluruhnya. Namun terhitung September triwulan ketiga 2020, ada 177 kasus positif HIV/AIDS dan yang meninggal ada empat orang," jelas Pengelola program HIV/AIDS, Dinkes Babel, Lely Oktasistika, Jumat kemarin (4/12).
BACA JUGA: Sandiaga Uno Positif Covid-19, Kondisinya Disebut Tanpa Gejala
Ia juga menyebutkan penambahan kasus seperti catatan pada tahun 2018 dan 2019. Berdasarkan hasil pemeriksaan di 2018 ada sebanyak 205 kasus, sementara di 2019 sebanyak 250 kasus positif HIV/AIDS."Setiap tahunnya jumlah kasus mencapai ratusan orang. Inisiasi penanganan kita berikan mereka obat ARV guna menurunkan virusnya menular. Minum obatnya seumur hidup agar imun tubuh meningkat," terangnya sepert dikutip dari Babel Pos (Fajar Indonesia Network Grup).
BACA JUGA: Polri Selidiki Asal-usul Senpi yang Diduga Digunakan Pengikut Habib Rizieq
Berdasarkan data, beber Lely, jumlah kasus 2020 terbanyak ada di Kabupaten Bangka dan Pangkalpinang. Dari pemeriksaan sebanyak 5.638, ada 78 kasus positif di Bangka, sementara Pangkalpinang dari 4.432 pemeriksaan ditemukan 50 kasus positif HIV/AIDS."Belitung 2.563 pemeriksaan ada 18 kasus positif, Bangka Barat 3.691 pemeriksaan ada 14 kasus, Bangka Tengah 2.356 pemeriksaan ada 4 kasus, Bangka Selatan 2.462 pemeriksaan ada 7 kasus dan Belitung Timur 1.584 pemeriksaan ada 6 kasus," paparnya.
BACA JUGA: FPI: Laskar Kami Dibawa di Satu Tempat Lalu Dibantai dan Dibunuh
Perempuan berhijab ini juga aktif memeriksa kontak erat ODHA baru terkhususnya terhadap pasangan dan anaknya jika sudah berkeluarga."Apalagi terhadap ibu hamil, kita berikan pelayanan dan obat guna mencegah menularkan ke anak dalam kandungannya," jelasnya.
Ia membenarkan bahwa penularan HIV/AIDS bisa melalui beberapa cara seperti dari hubungan seksual, donor darah, ibu hamil menular ke anak dan pemakaian jarum suntik tidak steril.
BACA JUGA: 6 Laskar Ditembak Mati, Fadli Zon: Polisi Gegabah, Kapolda Harus Tanggungjawab!
"Penderitanya kadang tidak ada gejala, kalau awalnya tidak bergejala seperti sakit biasa, diare, demam, flu karena imun menurun dan apabila sudah parah itu sariawan sudah kayak jamur di mulut dan kuku," paparnga.Lely juga menjelaskan untuk penderita HIV/AIDS memiliki perkumpulan seperti Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) untuk saling mendukung antar sebaya dan sesama.
"Sementara untuk upaya kita dalam melakukan pencegahan sekarang ini, apabila menemukan kasus positif langsung memberikan obat, itu untuk menurunkan jumlah kasus. Karena dia bisa menular kemana-mana bila satu berhubungan dengan orang. Tetapi ketika minum obat, virus dalam tubuhnya menurun, sehingga menularkan ke orang lain kecil," ujarnya. (jua)