JAKARTA- Pengasuh Pondok Pesantren Al-Bahjah, Yahya Zainul Ma'arif atau yang dikenal Buya Yahya menilai, menggunakan sebutan yang buruk kepada sesuatu yang buruk, bukan sebuah kesalahan. Termasuk menyebut lonte bagi pekerja seks atau PSK.
"Menyebut sesuatu yang buruk, pekerjaan yang buruk, dengan sebutan yang buruk, bukan sebuah kejelekan. Menyebut sesuatu yang buruk dengan sifat yang buruk, bukan sebuah kesalahan kalau memang namanya seperti itu dan ga ada yang menganggap itu sebuah kesalahan," ujar Buya Yahya dilansir dari YouTube Al Bahja TV, Ahad (29/11).
Buya Yahya mengatakan itu terkait pertanyaan jamaah yang menanyakan soal kata-kata tergolong kasar yang saat ini mulai digunakan. Seperti korupsi diganti dengan sebutan pencuri, atau pekerja seks dipanggil dengan sebutan lonte. Buya Yahya menilai hal itu bukan sebuah kesalahan.
"Yang kita buang dari diri kita namanya air kencing, ya sudah menyebut kencing bukan satu aib, karena memang namanya itu. Tadi disebut koruptor, memang mirip-miriplah disebut pencuri, ya ngga ada masalah pemberian nama semacam itu. Lonte, ya ngga apa apa memang namanya itu. Kalimat lonte sudah biasa disebut," ujar Buya Yahya.
Buya Yahyah menilai, menang agak aneh akhir-akhir ini. Seorang yang menyebut lonte, dianggap penghinaan. Padahal tidak. "Memang namanya itu. Sesaat disebut pelacur, PSK dan yang lainnya. Jadi memberi nama yang tidak baik kepada sesuatu yang tidak baik itu memang semestinya seperti itu," ungkap Buya Yahya.
Namun menurut Buya Yahya, yang jadi masalah adalah, apabila istilah-istilah itu dipakai tidak pada tempatnya.
"Misalnya dalam rangka menghinakan. Itu baru jadi salah," ucapnya. "Yang tidak boleh adalah membawa kalimat tersebut dalam irama merendahkan, karena bisa jadi dia sudah tobat," sambungnya lagi.
Sebelumnya, kata lonte lontarkan oleh Ustad Maaher At Tuawailibi kepada artis Nikita Mirzani. Maaher geram lantaran Nikita dianggap melecehkan Habib Rizieq Shihab (HRS).
Selanjutnya, HRS juga menyentil Nikita Mirzani sebagai seorang lonte yang dijaga oleh kepolisian. HRS mengatakan itu di acara Maulid Nabi di Petamburan, Jakarta Barat beberapa waktu lalu. (dal/fin).