News . 26/11/2020, 12:00 WIB
JAKARTA – Lembaga pengawas pemilu menyebut, kegiatan kampanye dengan metode tatap muka terus meningkat. Meski pelanggaran protokol kesehatan pencegahan penularan Covid-19 (prokes) cenderung menurun, penegakan prokes wajib menjadi perhatian semua pihak.
Bawaslu merekomendasikan pengurangan kampanye dengan metode tatap muka atau pertemuan terbatas. Selama hampir dua bulan masa tahapan Kampanye Pilkada 2020, metode kampanye dengan tatap muka adalah yang paling diminati, yaitu mencapai 91.640 kegiatan.
Dalam keterangan resminya, Anggota Bawaslu Mochammad Afifuddin mengatakan, dari jumlah tersebut, Bawaslu menemukan pelanggaran prokes sebanyak 2.126 kasus.
“Adapun pada 10 hari kelima masa kampanye, yaitu pada 5 hingga 14 November 2020, kegiatan tatap muka ada sebanyak 17.738 kegiatan. Pada 10 hari keenam kampanye, Bawaslu menemukan pelanggaran prokes sebanyak 373 kasus,” kata Afif, Rabu (25\11).
Ia melanjutkan, terhadap pelanggaran-pelanggaran tersebut, pihaknua telah menerbitkan sebanyak 328 surat peringatan dan melakukan pembubaran terhadap 39 kegiatan.
“Pada periode 5 hingga 14 November 2020, Bawaslu menemukan 438 kegiatan kampanye yang melanggar prokes. Selain penindakan, Bawaslu juga melakukan pencegahan pelanggaran prokes dalam pelaksanaan kampanye,” tambahnya.
Ketua Bawaslu ABhan menambahkan, pihanya bahkan mengeluarkan rekomendasi kepada pasangan calon atau tim pemenangan untuk mengurangi kuantitas kampanye dengan metode tatap muka atau pertemuan terbatas.
“Jika kampanye dengan metode tatap muka atau pertemuan terbatas harus dilakukan, Bawaslu merekomendasikan semua pihak untuk mematuhi prokes jika memang kampanye tatap muka atau pertemuan terbatas harus diselenggarakan,” kata Abhan.
Ia melanjutkan, Bawaslu meminta penyelenggara kampanye senantiasa menyediakan penyanitasi tangan dan menerapkan jaga jarak bagi peserta kampanye.
Seiring dengan penambahan kampanye tatap muka atau pertemuan terbatas, sesungguhnya kegiatan kampanye dengan metode daring juga mengalami peningkatan jumlah. Bawaslu mencatat terdapat setidaknya 116 kegiatan kampanye di 270 daerah yang menyelenggarakan pilkada pada 10 hari keenam kampanye.
“Kendala yang paling banyak ditemukan adalah jaringan internet yang tidak mendukung, kemudian kepemilikan gawai oleh pemilih sebagai target peserta kampanye untuk mengakses konten kampanye,” beber Abhan.
Selanjutnya, dalam menjalankan tugasnya, masih ada pengawas pemilu yang mengalami kekerasan. Bawaslu mencatat, setidaknya 24 orang pengawas pemilu mengalami kekerasan verbal dan empat orang mendapat kekerasan fisik saat bertugas selama 10 hari keenam kampanye.
Meski tahapan kampanye telah berjalan selama dua bulan dan hanya tersisa sekitar dua pekan lagi, Bawaslu mendapati masih ada pemasangan alat peraga kampanye (APK).
Bawaslu mencatat setidaknya ada 689 kegiatan pemasangan APK di 270 daerah yang menyelenggarakan pilkada. Sedangkan penyebaran bahan kampanye didapati ada sebanyak 760 kegiatan. (khf/fin)
PT.Portal Indonesia Media
Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210
Telephone: 021-2212-6982
E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com