News . 24/11/2020, 22:25 WIB
JAKARTA - Mantan Kadiv Hubinter Polri Irjen Napoleon Bonaparte buka-bukaan terkait perkara dugaan suap pengurusan penghapusan nama Djoko Tjandra dari daftar red notice Polri.
Ia mengungkap kedekatan pengusaha Tommy Sumardi dengan Kabareskrim Polri Komjen Listyo Sigit Prabowo dan Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin.
Informasi tersebut didapat Napoleon secara langsung dari penuturan Tommy yang menyinggung kedekatannya dengan Kabareksrim Polri saat awal perkenalan keduanya.
BACA JUGA: Saksi Jelaskan Penyerahan Uang dari Djoko Tjandra ke Tommy Sumardi
"Dia bercerita, terdakwa (Tommy) yang mengatakan. Ini bukan bahasa saya, tapi bahasa terdakwa pada saya, menceritakan kedekatan beliau, bahwa ke tempat saya ini sudah atas restu Kabareskrim Polri," ujar Napoleon saat bersaksi dalam persidangan terdakwa Tommy Sumardi di Pengadilan Tipikor Jakarta, Selasa (24/11).
Napoleon mulanya menuturkan mengenai perkenalannya dengan Tommy pada awal April 2020. Kala itu, Brigjen Praetijo Utomo selaku Kabiro Koordinator Pengawas PPNS Bareskrim Polri mendatangi kantornya di Gedung TNCC Mabes Polri untuk mengenalkan Tommy kepadanya.
"Awal April 2020 dikenalkan dengan Brigjen Pol Prasetijo Utomo. Dia datang ke kantor saya di TNCC lantai 11 bersama dengan terdakwa (Tommy Sumardi). Maksud dan tujuannya adalah memperkenalkan terdakwa pada saya," kata Napoleon.
Lalu, Tommy meminta Prasetijo meninggalkan ruangan karena ingin berbicara dengan Napoleon. Saat pertemuan keduanya, Tommy menjelaskan kedatangannya bermaksud memeriksa status red notice Djoko Tjandra.
Napoleon lantas mempertanyakan latar belakang Tommy lantaran pengusaha tersebut bukan saudara, keluarga, maupun pengacara Djoko Tjandra. Tommy mengaku sebagai teman Djoko Tjandra.
BACA JUGA: Irjen Napoleon Minta Jatah Rp 7 M
Namun, Napoleon tak begitu saja percaya dengan penuturan Tommy. Hal ini lantaran kasus Djoko Tjandra merupakan persoalan besar. Apalagi, saat itu, Tommy didampingi Prasetijo untuk menemuinya. Saat itulah, Tommy menyinggung kedekatannya dengan Listyo. Bahkan, Tommy menawarkan untuk menelepon Listyo agar meyakinkan Napoleon.
"Saya bilang tidak usah, saya bilang Kabareskrim itu junior saya, tidak perlu. Tapi saya yakin bahwa kalau seorang Brigjen Pol Prasetijo Utomo dari Bareskrim dibawa ke ruangan saya, ini pasti ada benarnya," katanya.
Atas klaim tersebut, Napoleon mulai mempercayai pernyataan Tommy. Apalagi, Tommy kemudian menceritakan mengenai kedekatannya dengan Listyo, termasuk saat menjadi koordinator pelaksana dapur umum yang digelar Bareskrim di enam titik.
"Menceritakan bagaimana beliau menjadi koordinator pelaksana enam dapur umum yang dikelola oleh Kabareskrim Polri, tersebar di enam titik di Kota Jakarta, Menteng, Tanah Abang, dan beberapa pos itu. Sehingga saya menjadi lebih mafhum, tapi pada saat itu saya mengatakan begini, kalau bapak ingin mengecek red notice jokcan saya tidak punya alasan kuat karena ini lisan," katanya.
Selain itu, beber Napoleon, Tommy juga menelepon Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin. Telepon yang tersambung dengan Azis itu pun Tommy serahkan ke Napoleon.
PT.Portal Indonesia Media
Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210
Telephone: 021-2212-6982
E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com