News . 20/11/2020, 10:33 WIB

Siswa Indonesia Tertinggal

Penulis : Admin
Editor : Admin

JAKARTA - Bank Dunia dalam laporannya menyatakan, bahwa tantangan sektor pendidikan di Indonesia saat ini terletak pada masing-masing siswa yang dinilai masih sedikit tertinggal dalam hal penguasaan mata pelajaran (Mapel).

Spesialis senior dalam bidang pendidikan di Bank Dunia, Noah Yarrow mengatakan, bahwa beberapa siswa bahkan ada yang tertinggal 2-4 tahun di belakang dalam hal penguasaan materi mata pelajaran dibandingkan teman-teman mereka.

"Dalam beberapa mata pelajaran, contohnya matematika, siswa di Indonesia masih sedikit tertinggal," kata Yarrow di Jakarta, Kamis (19/11).

BACA JUGA:  Yuk Kenalan Sama Pantai Temajuk Primadona Destinasi Wisata di Kabupaten Sambas

Menurut Yarrow, ketertinggalan tersebut, kemungkinan dapat disebabkan oleh beberapa fakta yang menunjukkan bahwa hanya 45 persen siswa di madrasah yang memiliki buku teks di hari pertama mereka belajar.

"Selain itu, material atau perlengkapan dalam pembelajaran juga jumlahnya sangat sedikit, begitu juga dengan dana anggaran yang dialokasikan untuk pendidikan," ujarnya.

Selain itu, kata Yarrow, laporan Bank Dunia juga menemukan bahwa secara umum para siswa memiliki penilaian yang positif terhadap guru dan proses belajar mengajar yang mereka jalani.

"Hal itu menunjukkan para siswa tampaknya tidak sadar dengan tantangan yang mereka hadapi sehingga mereka terbiasa dan menerima saja semua keterbatasan yang ada," terangnya.

BACA JUGA:  Sambut Baik Sosialisasi PPK-BLUD, Bupati Anas Akui Sampah akan Jadi Perioritas Pembangunan 2021

Untuk itu, laporan tersebut juga menyarankan kepada pemerintah Indonesia untuk terus meningkatkan kualitas pembelajaran guna meningkatkan kualitas SDM yang diharapkan dapat mendukung pertumbuhan ekonomi di masa mendatang.

"Untuk mencapai penuh, anak-anak Indonesia harus belajar lebih banyak dari tingkatnya sekarang," ucapnya.

Pendidikan memang menjadi salah satu permasalahan yang belum terselesaikan di Indonesia. Programme for International Student Assessment (PISA) mencatat posisi Indonesia yang berada di posisi randah untuk urusan pendidikan.

Nilai PISA Indonesia berdasarkan survei tahun 2018 adalah: Membaca (peringkat 72 dari 77 negara), Matematika (Peringkat 72 dari 78 negara) dan Sains (peringkat 70 dari 78 negara).

BACA JUGA:  Ferdinand Desak Polisi Periksa Rizieq Shihab Terkait Pelecehan Agama: Saya Yakin Itu Harapan Banyak Orang

Untuk menjawab permasalahan tersebut, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemndikbud) tengah berupaya melakukan perubahan paradigma tentang evaluasi pendidikan di Indonesia, dengan membuat rancangan Asesmen Nasional.

Asesmen Nasional yang rencananya akan mulai diterapkan padda 2021 ini merupakan pemetaan mutu pendidikan pada seluruh sekolah, madrasah, dan program keseteraan jenjang sekolah dasar dan menengah.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makariem mengatakan, bahwa Asesmen Nasional tahun 2021 bakal dilakukan sebagai pemetaan dasar (baseline) dari kualitas pendidikan yang nyata di lapangan, sehingga tidak ada konsekuensi bagi sekolah dan murid.

"Hasil Asesmen Nasional tidak ada konsekuensinya buat sekolah, hanya pemetaan agar tahu kondisi sebenarnya," kata Nadiem.

BACA JUGA:  Gelar Patroli Bersama, Bea Cukai Perkuat Komitmen Koordinasi dan Sinergi Pengawasan

Nadiem menambahkan, bahwa AN difokuskan untuk mengukur dengan instrumen yang tepat. Artinya, instrumen tersebut tidak hanya mengukur kognisi, tetapi juga mengukur profil pelajar, dan yang terpenting seperti kemampuan bernalar kritis, dan juga nilai-nilai Pancasila.

"AN merupakan kebijakan Merdeka Belajar. Tujuannya untuk meningkatkan hasil pembelajaran. Pengukuran harus dilakukan dengan instrumen yang tepat dan sesuai standar dunia," terangnya.

Hal serupa juga dilakukan Kementerian Agama (Kemenag). Pihaknya direncanakan akan melaunching program ‘Gerakan Madrasah Semangat Berhitung’ pada akhir November 2020.

BACA JUGA:  Refly Harun Sepakat, Anies Baswedan Sedang Dipermalukan

Gerakan Madrasah Semangat Berhitung ini merupakan kerjasama Indonesia-Uni Emirat Arab. Tujuannya, memajukan pendidikan Madrasah, khususnya pada bidang pendidikan matematika.

"Kerjasama enam bulan pertama ini harus kita ambil dan lakukan secara maksimal. Menjadi pemicu bagi siswa madrasah khusus bidang studi matematika," kata Menag Fachrul Razi.

           
© 2024 Copyrights by FIN.CO.ID. All Rights Reserved.

PT.Portal Indonesia Media

Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210

Telephone: 021-2212-6982

E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com