Politisi Golkar ini awalnya menduga kepulangan Habib Rizieq dari Saudi akan ada perubahan dari sisi tutur katanya. Seperti jargon yang dibawa Rizieq untuk melalukan revolusi akhlak.
Dia pun mengingatkan soal mengikuti anjuran Nabi Muhammad, Yakni memulai hal baik dari diri sendiri.
"Mari kita sama-sama teladani akhlak Rasulallah SAW. Dimulai dari kita sendiri sebagaimana sabdanya: Ibda' binnafsik, mulailah dari diri kita sendiri," ucapnya.
BACA JUGA: Ngabalin Bilang di Batok Kepala Yahya Waloni Ada Sampah Intoleran
Sementara ahli Tafsir Indonesia, Muhammad Quraish Shihab justru enggan menyandang gelar habib. Padahal dia salah satu yang dianggap mempunyai garis keturunan Nabi Muhammad SAW.Dikutip dari siaran langsung di Fan Page Facebook Najwa Shihab, Mufasir dan Menteri Agama era Soeharto itu menjelaskan alasan dirinya enggan dipanggil ‘Habib’.
Menurut Quraish, gelar Habib tidak boleh disandang oleh sembarang orang kecuali memenuhi syarat tertentu. Diantaranya, faktor keilmuan, silsilah keluarga, dan akhlaknya yang benar-benar meneladani Rasulullah SAW.
Gelar Habib bermakna yang mencintai dan dicintai. “Kalau anda mau dicintai lantas nggak mau mencintai, bertepuk sebelah tangan, buruk,” kata Quraish.
“Saya merasa, saya butuh untuk dicintai, saya ingin mencintai. Tapi rasanya saya belum wajar untuk jadi teladan. Karena itu saya tidak ingin dipanggil Habib,” sambungnya lugas.
Tak hanya itu, Quraish Shihab yang masuk dalam daftar ‘500 Muslim Paling Berpengaruh di Dunia’ itu juga enggan dipanggil dengam sebutan kyai. Dua gelar prestisius itu, lanjut Quraish, diberikan pada seseorang yang mumpuni pengetahuan agamanya, mengamalkan ilmunya, mengabdi di tengah masyarakat, menjawab pertanyaan, dan memberi solusi.
“Karena menurut Al-Quran adalah orang-orang yang mampu memberi solusi terhadap problema kehidupan. Saya merasa bahwa saya belum sampai ke tingkat itu,” terangnya.
“Mereka harus menampilkan sesosok yang paham agama, yang dicintai dan mencintai, segala apa yang nampak darinya sesuatu yang baik. Saya belum sampai ke sana, mudah-mudahan suatu ketika,” pungkas Quraish Shihab. (gw/fin)