JAKARTA - Tim Investigasi Gabungan TNI AD masih menyelidiki dugaan keterlibatan oknum prajurit TNI AD dalam kasus penembakan Pendeta Yeremia Zanambani di Hitadipa, Intan Jaya, Papua.
Komando Pusat Polisi Militer TNI AD Letnan Jenderal Dodik Widjanarko memastikan pihaknya akan memproses keterlibatan oknum prajurit apabila alat bukti telah mencukupi.
"Masih dalam proses penyelidikan dan penyidikan oleh Tim Gabungan (TNI AD), apabila di kemudian hari sudah didapat alat bukti yang cukup akan dilaksanakan proses hukum," ujar Dodik saat jumpa pers di Markas Pusat Polisi Militer TNI AD, Jakarta, Kamis (12/11).
BACA JUGA: Penembak Pendeta Yeremia Diduga Wadanramil
Menurutnya, hingga saat ini tim gabungan belum berhasil menemukan alat bukti yang cukup untuk menaikkan perkara ke tahap penyidikan.
"Kita menanyakan kepada para saksi, kita tentu melihat TKP, kita juga tentu melihat forensiknya dan lain sebaginya kita juga perlu," kata Dodik.
Guna mengungkap pelaku, ia menambahkan, tim gabungan investigasi juga perlu melakukan autopsi terhadap jasad korban. Sementara, autopsi belum didapat.
BACA JUGA: Aparat Diduga Terlibat dalam Penembakan Pendeta Yeremia di Papua
"Kita tidak ingin menentukan tersangka itu kepada orang yang salah, tentunya menetukan tersangka ke orang yang betul-betul melakukan dan berbuat terhadap kesalahan," jelasnya.
Saat ini, tim gabungan yang terdiri dari Puspomad, Pusat Intelijen, dan Direktorat Hukum TNI AD yang bergabung dengan tim Kodam XVII/Cendrawasih masih menyelidiki kasus tersebut.
Tim dibentuk langsung oleh Kepala Staf TNI AD Jenderal Andika Perkasa satu hari usai Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) Intan Jaya menyerahkan hasil penyelidikan ke Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD.
BACA JUGA: Buru Dalang Pembunuh Pendeta Yeremia
Dugaan keterlibatan aparat dalam kasus penembakan Pendeta Yeremia muncul dalam hasil investigasi Komnas HAM dan Tim Gabungan Pencari Fakta Intan Jaya.
Hasil investigasi TGPF yang dibentuk pemerintah mengungkapkan adanya keterlibatan aparat dalam penembakan Pendeta Yeremia. Namun, TGPF masih membuka kemungkinan dilakukan oleh pihak ketiga.
"Mengenai terbunuhnya Pendeta Yeremia Zanambani pada 19 September 2020, informasi dan fakta-fakta yang didapatkan tim di lapangan menunjukkan dugaan keterlibatan oknum aparat. Meskipun ada juga kemungkinan dilakukan oleh pihak ketiga," kata Mahfud.