TIGARAKSA – Usia senja kerap dijadikan alasan bagi seseorang untuk membatasi aktivitas, namun ini tidak berlaku bagi Nunung Nurhiyar (63). Sejak pensiun sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS), Nunung aktif bergabung dalam Klub Prolanis yang dikelola oleh Puskesmas Tigaraksa, Kabupaten Tangerang.
Prolanis atau Program Pengelolaan Penyakit Kronis merupakan sistem pelayanan kesehatan dan pendekatan proaktif yang dilaksanakan secara terintegrasi yang melibatkan peserta, fasilitas kesehatan, dan BPJS Kesehatan dalam rangka pemeliharaan kesehatan bagi peserta Program Jaminan Kesehatan Nasional – Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS). Tujuan diadakan Prolanis ini adalah untuk mencapai kualitas hidup yang optimal dengan biaya pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien.
Saat ditemui di salah satu kegiatan yang diadakan BPJS Kesehatan Cabang Tigaraksa, Senin (02/11), Nunung menceritakan awal mula ketika ia bergabung dengan klub Prolanis. Sebelumnya, ia aktif mengikuti kegiatan senam di Puskesmas Tigaraksa. Ketika ia melakukan pemeriksaan di Puskesmas, ia terindikasi memiliki tekanan darah tinggi. Kemudian, ia diajak untuk bergabung di Klub Prolanis Puskesmas tersebut.
“Setelah pensiun jadi guru, saya ikut serta di Klub Prolanis. Banyak kegiatan bermanfaat yang saya ikuti. Ada senam dan pemeriksaan kesehatan rutin. Biasanya yang dicek tekanan darah, gula darah, kolesterol, dan sebagainya. Dari hasil pemeriksaan itu, kita bisa memonitor kesehatan diri. Jadi, jika terjadi apa-apa, langsung bisa diantisipasi,” ujar Nunung.
Selain pemeriksaan kesehatan rutin, warga Kabupaten Tangerang ini juga mengikuti penyuluhan yang diadakan oleh Puskesmas. Materi yang disampaikan pun sangat bermanfaat, seperti bagaimana menerapkan pola hidup sehat bagi pasien penyakit kronis, khususnya bagi orang yang sudah sepuh seperti dirinya.
Nunung sudah menjadi peserta JKN-KIS sejak ia masih aktif bekerja. Setiap bulannya gajinya dipotong untuk membayar iuran JKN-KIS sampai dengan saat ini. Ia bersyukur kehadiran Program JKN-KIS ini sangat bermanfaat bagi dirinya. Ketika timbul keluhan kesehatan, ia langsung periksakan diri ke Puskesmas tempat ia terdaftar. Sebagai lansia, ia merasa dengan adanya JKN-KIS ini bisa menjadi pribadi yang mandiri, tanpa harus merepotkan anaknya untuk membayar biaya pelayanan kesehatannya.
“Walaupun sudah tua, saya tetap bisa mandiri karena ada Program JKN-KIS ini. Setiap iuran otomatis terbayarkan dari potongan gaji pensiunan saya. Walaupun tidak rutin dipakai setiap bulan, saya jadikan ini sebagai ladang ibadah karena saya menyadari bahwa iuran yang saya bayarkan juga membantu yang lain. Lalu, adanya Klub Prolanis bagi peserta JKN-KIS ini juga bermanfaat sekali untuk menjaga kestabilan kondisi kesehatan saya di usia sepuh ini. Terakhir, bonusnya saya tetap memiliki kesibukan di usia senja ini,” pungkas Nunung.
(Adv/Mul/Fin)