News . 09/11/2020, 01:33 WIB
JAKARTA - Vaksi merupakan upaya pencegahan terhadap infeksi yang efektif. Karena sifatnya melindungi secara spesifik. Salah satu bukti kesuksesan vaksin adalah musnahnya penyakit smallpox (variola) sejak tahun 1900-an. Dunia juga mampu mengeliminasi campak dan polio. Termasuk di Indonesia melalui vaksin sehingga sekarang terbebas dari polio.
"Inilah bukti nyata kesuksesan imunisasi dengan cakupan tinggi," kata Dirga Sakti Rambe saat diskusi di Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), yang dikutip dari situs resmi Satas Penangangan Covid-19, Minggu (8/11).
“Tujuan dari proses uji klinik ini adalah memastikan keamanan vaksin yang diuji. Karena kalau bicara soal vaksin tidak ada tawar menawar tentang keamanan. Itu mutlak. Kedua baru kita bicara tentang efektivitas,” terangnya.
Saat ini pemerintah berencana untuk menghadirkan dan memproduksi vaksin COVID-19 di Indonesia, untuk menghentikan penyebaran, menurunkan kesakitan dan kematian akibat COVID-19.
Stevanus yang kini telah sembuh dari COVID-19 mengatakan bahwa prinsip kehati-hatian tidak boleh kendur. “Kita tetap menjalankan protokol kesehatan. Disiplin 3M (Memakai Masker, Mencuci Tangan, Menjaga Jarak) wajib dilakukan. Saya selalu memakai prinsip kehati-hatian. Karena kita tidak tahu kondisi orang yang berhadapan dengan kita,” jelasnya.
Sekalipun dinyatakan sudah sembuh, perlu tetap berhati-hati. Karena ada laporan terinfeksi kembali virus COVID-19. “Durasi, proteksi antibodi virus COVID-19 masih dalam penelitian. Saat ini sedang uji klinis. Intinya kita tetap harus melakukan 3M, sekalipun pernah terinfeksi COVID-19,” pungkasnya.(rls/rh/fin)
PT.Portal Indonesia Media
Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210
Telephone: 021-2212-6982
E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com