10 Persen Penduduk Miskin Sulsel Ada di Bone

fin.co.id - 09/11/2020, 12:00 WIB

10 Persen Penduduk Miskin Sulsel Ada di Bone

Pesawat milik maskapai Citilink terdampak abu vulkanik erupsi Gunung Ruang di Bandara Sam Ratuangi, Manado, Sulawesi Utara

BONE — Berbagai cara jitu yang dilakukan pemerintah untuk mengentaskan kemiskinan dengan berbagai program. Namun, jumlah penduduk miskin tetap tinggi. Bahkan beberapa di antaranya cenderung diabaikan pemerintah.

Jika merujuk pada data Bappeda Kabupaten Bone untuk Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dari 2017 hingga 2019 persentase penduduk miskin trennya terus menurun.

“Jumlah penduduk miskin menurun dari 79.560 jiwa menjadi 76.250 jiwa. Sekarang sudah 10,6 persen. Targetnya tahun ini harus satu digit,” kata Kepala Bappeda Bone, Ade Farid Ashar Minggu (8/11/2020).

BACA JUGA:  Surat Staf Khusus Milenial untuk Mahasiswa Dikoreksi Warga Net: Surat Perintah? Mang Situ Siapa?

Beberapa orang yang ditemui FAJAR yang jelas-jelas merupakan warga miskin belum tersentuh oleh pemerintah. Misalnya Jumiati, warga Kelurahan Bajoe penderita kanker payudara. Dia baru terdata untuk menerima bantuan setelah viral karena dirawat anaknya.

Kemudian Mata, warga Desa Abbanuang, Kecamatan Awangpone, yang berjuang merawat saudaranya. Satu menderita katarak dan satunya gangguan psikologis. Dia hanya menerima uluran tangan dari warga sekitar.

Terbaru di Dusun Lompo, Desa Sengeng Palie, Kecamatan Lamuru yang tinggal disebuah gubuk nyaris terlupakan oleh pemerintah. Tinggal bersama istri dan enam orang anak. Pekerjaan hanya buruh tani.

Menurut Hannaking, sudah sekitar satu dekade tinggal di gubuknya ini. Kalau makan kadang ke rumah keluarga yang tak jauh dari kediamannya. Saat menceritakan pekerjaannya ketawanya lugas. “Di dekat rumah saja kerja, Nak’. Manjat pohon kelapa,” sebutnya seperti dikutip dari Fajar (Fajar Indonesia Network Grup).

Peghasilan yang didapatkan dari memanjat pohon kelapa tidaklah seberapa. Malah tak cukup untuk biaya makan sehari-hari bersama keluarga. “20 pohon kelapa itu dapat Rp200 ribu. Itupun tidak menentu,” bebernya.

BACA JUGA:  Pakar: Video Mirip Gisella Sengaja Direkam untuk Bikin Nafsu Penonton

Saat ditanyakan soal bantuan pemerintah dia mengakui pernah ada dalam bentuk sembako. “Bantuan korona pernah ada. Kalau bantuan uang belum pernah terima,” bebernya.

Sementara jika berkaca pada data Badan Pusat Statistik 2019, pada periode 2012 hingga 2015 terlihat adanya tren penurunan jumlah dan persentase penduduk miskin. Namun, pada tahun 2016 terjadi sedikit peningkatan jumlah penduduk miskin secara absolut.

Kemudian pada tahun 2017-2018kemiskinan kembali meningkat baik dari sisi jumlah absolut penduduk miskinmaupun persentase penduduk miskin. Pada tahun 2018 kemiskinan mencapai 79,57 juta jiwa atau sebesar 10,55 persen dari total penduduk Bone.

Apabila ditinjau pada level provinsi, maka pada tahun 2018, dari seluruh penduduk miskin yang ada di Sulsel, sekitar 10,04persennya tinggal di Kabupaten Bone.

Praktisi Sosial Bone, Rahman Arif mengaku kalau angka kemiskinan tinggi itu sangat miris. Tidak berbanding lurus dengan banyaknya APBD. “Tak terkendalinya laju kemiskinan di Bone merupakan imbas dari buruknya perencanaan pembangunan di daerah ini,” ucapnya.

Kata dia, program pengentasan kemiskinan yang digulirkan pemerintah pusat, banyak yang tidak tepat sasaran. “anyak warga yang tergolong mampu menerima bantuan. Sementara ada penduduk miskin yang justru tak tersentuh bantuan,” jelasnya. (agung/fajar)

Admin
Penulis