SINJAI - Komoditas bawang putih di Kabupaten Sinjai mulai meningkat produksinya. Jika berhasil, dapat menekan impor.
Pada 2019 lalu, lahan penanaman bawang putih seluas 10 hektare. Produksinya mencapai 25 ton. Tahun ini, luas lahan meningkat menjadi 50 hektare. Potensi produksi bisa hingga 125 ton.
Kasubag Perencanaan Dinas Tanaman Pangan Holtikultura dan Perkebunan (TPHP) Sinjai, Laode, menjelaskan, pihaknya tengah fokus pada pengembangan tanaman bawang putih. Selama ini tuturnya, sangat bergantung pada produk bawang putih impor.
Ada tujuh kabupaten di Sulsel yang mencoba melakukan budi daya. Salah satunya Kabupaten Sinjai. Laode menilai, persyaratan lahan di Sinjai cukup baik. Terutama di Kecamatan Sinjai Barat. Hanya saja, kerap terkendala benih.
"Petani sangat antusias, perlu dipikirkan ke depan agar ketersediaan benih bisa lancar," jelas Laode, Jumat, 6 November.
Laode menambahkan, berbagai persiapan tengah dilakukan. Mulai dari memperluas areal tanam melalui bantuan sarana produksi. Juga menyiapkan benih, pupuk, dan obat-obatan.
Kemudian, meningkatkan perlindungan petani bawang melalui asuransi dan kemudahan akses modal Kredit Usaha Rakyat (KUR). "Terpenting bagaimana meningkatkan kapasitas dan pengetahuan petani," sebutnya seperti dikutip dari Harian Fajar (Fajar Indonesia Network Grup).
Pihaknya juga melakukan pendampingan petani secara berkelanjutan dan meningkatkan daya saing produk. Hanya saja, perlu kerja ekstra keras dan dukungan dari pemerintah pusat agar pengembangan komoditas ini berhasil.
"Sebetulnya lahan kita tersedia, cuma ya itu, rente dan politik dagang yang seolah-olah tidak bisa lepas," ujarnya.
Keuntungan terbesar dari proses bisnis di pertanian ada pada lini pedagang, sehingga opsi beli dan jual jauh lebih menarik dibanding upaya menggenjot produksi. (rid)