News . 07/11/2020, 10:40 WIB
JAKARTA - Direktur Eksekutif Energi Watch (EWI), Ferdinand Hutahaean melontarkan kritik keras terhadap kinerja Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. Ferdinand memaparkan, saat ini Jakarta menjadi kota dengan angka pengangguran tertinggi di Indonesia, yaitu 10,95% di atas rata-rata Nasional 7,7%.
Menurut Ferdinand, angka itu akibat Anies Baswedan tidak bisa bekerja mengentaskan kemiskinan di Jakarta. Semua penghargaan yang diraih, hanya merupakan hasil dari kerja-kerja Gubernur terdahulu. "Inilah akibat dari Gubernurnya tak mampu kerja. Dapat penghargaan karena kinerja pendahulunya dan bangga dengan penghargaan yang bukan miliknya. Memalukan," tulis Ferdinand di twitternya Sabtu (7/11).
Ferdinand mengatakan, seharusnya Anies tidak berambisi untuk membangun Jakarta International Stadium (JIS) dan Taman Ismail Marzuki (TIM). Menurutnya, anggaran itu seharunya digunakan untuk skala prioritas dalam hal membantu rakyatnya.
"Seorang pemimpin yang jujur dan lebih mementingkan rakyatnya akan memilih menggunakan anggaran untuk skala prioritas membantu rakyat, menurunkan angka kemiskinan, mengaktifkan lapangan kerja. Bukan malah membangun stadion triliunan rupiah. Gubernur sesat pikir." Ujar mantan politikus Partai Demokrat ini.
Dia mengatakan, anggaran sebesar Rp200 miliar untuk pembangunan TIM dan Rp1,18 triliun untuk JIS. Sementara untuk UMKM alokasi di Bank DKI Rp500 miliar dalam bentuk pinjaman.
"Kasihan UMKM Jakarta, mestinya jadi prioritas dibantu secara gratis dari dana PEN. Tapi malah bangun Stadion yang entah untuk apa saat ini. Ego, Culas?" Kata Ferdinand.
Dia menilai, kebijakan Anies Baswedan untuk kepentingan politiknya pada Pilpres 2024. "Tampaknya Stadion itu akan jadi jualan keberhasilan nanti untuk Pilkada 2022 dan juga 2024? Sementara UMKM menderita," katanya.
Ferdinand mengatakan, Prestasi Indeks Demokrasi dipublikasikan Anies melalui media sosialnya. Begitu juga, penghargaan transportasi. Padahal Anies hanya menerima saja tanpa kinerja. "Tapi mengapa Anies tak mencuit soal angka kemiskinan dan pengangguran yang naik tertinggi, " pungkasnya.
Sebelumnya, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Suhariyanto menyebut tingkat pengangguran terbuka (TPT) paling tinggi terjadi di Provinsi DKI Jakarta. Tingkat pengangguran terbukanya mencapai 10,95 persen di Agustus 2020. Atau di atas rata-rata nasional di level 7,07 persen.
Suhariyanto menyebut, kenaikan pengangguran banyak terjadi di provinsi dengan tingkat pengangguran berbeda-beda. Seperti di bali naik tinggi dari 1,57 persen jadi 5,63 persen. Tingkat pengangguran naik akibat adanya covid-19. (dal/fin).
PT.Portal Indonesia Media
Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210
Telephone: 021-2212-6982
E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com