News . 06/11/2020, 13:00 WIB
JAKARTA - Kementerian Agama (Kemenag) akan menghadirkan asrama bagi siswa Madrasah melalui skema pembiayaan SBSN (Surat Berharga Syariah Negara).
Dirjen Pendidikan Islam, Kementerian Agama (Kemenag), Muhammad Ali Ramdhani mengatakan, bahwa tujuan dari program ini guna meningkatkan fasilitas madrasah dalam kerangka mewujudkan proses pembelajaran yang berkelanjutan.
"Kita ingin menghadirkan ruang-ruang yang ramah pada peserta didik kita, sehingga mereka menyadari bahwa mereka memasuki dinamika pembelajaran," kata Dhani, di Jakarta Kamis (5/11).
Menurut Dhani, madrasah bukan sekadar sebuah sekolah tetapi juga proses pembelajaran. Oleh karenanya, kegiatan madrasah tidak boleh hanya di ruang kelas dan laboratorium, tetapi merupakan proses pembelajaran yang berkelanjutan.
Terlebih lagi, kata Dhani, ketika sekolah hanya hadir pada proses penjejalan ilmu tanpa memaknai transformasi ilmu, maka dia akan menjadi hampa.
"Orang hanya dikejar pada persoalan nilai-nilai ujian tetapi internalisasi ilmu dan nilai itu kemudian disisihkan,” imbuhnya.
Menurut Dhani, Indonesia membutuhkan sumber daya manusia yang memadai. Apalagi, saat ini, tolok ukur kualitas tidak semata diukur dengan sesuatu yang tangible (tampak), tapi juga intangible (tidak nampak).
"Seiring adanya pergeseran itu, maka keunggulan sumber daya manusia terletak pada hal yang ia miliki, yaitu ilmu. Ketika bicara ilmu, maka proses pembelajaran menjadi elementer," terangnya.
Pertama, Integritas. kata Dhani, Pendidikan Islam harus mampu menciptakan atau melahirkan alumni madrasah yang memiliki integritas.
"Proses pengajaran dalam pendidikan Islam, tidak hanya sebatas transformasi keilmuan atau mengajarkan learning knowlagde learning to do, akan tetapi siswa madrasah harus memahami betul tentang eksistensi dia sebagai manusia dengan integritas yang baik, serta pemahaman yang baik tentang makna kejujuran dalam kehidupannya," terangnya.
"Nilai yang tidak bisa dipertukarkan dengan apapun adalah nama baik, yang terekspresi dalam nilai-nilai kesalehan sosial,” imbuhnya.
"Jangan kita bebani anak didik kita dengan hal yang di luar kemampuan mereka. Sebab esensi dari humanisme adalah menempatkan sesuatu pada tempatnya sesuai porsinya. Humanisme menjadi penyeimbang dari konsep integritas," tuturnya.
Ketiga, Sprituality. Orang yang memiliki nilai-nilai spiritual, aktivitasnya selalu diniatkan sebagai ibadah. Guru yang sadar bahwa proses dan eksistensi hidupnya adalah memberikan makna terhadap orang lain, tidak hanya memikirkan diri sendiri, maka dia memiliki nilai spiritual yang baik.
"Setiap guru dalam mengajar harus selalu diniatkan sebagai sebuah ibadah. Ibadah dalam menyiapkan generasi berintegritas yang akan mengisi peradaban mendatang," ujarnya.
Keempat, Adaptability. Yaitu, kemampuan manusia untuk menyelaraskan diri dan berdialog dengan lingkungan strategis di sekitarnya, tanpa kehilangan identitasnya.
PT.Portal Indonesia Media
Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210
Telephone: 021-2212-6982
E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com