YANGON - Biksu nasionalis Buddha garis keras Ashin Wirathu akhirnya menyerahkan diri kepada polisi di komersial Myanmar, Yangon, Senin (3/11) setelah lebih dari dua tahun buron dengan tuduhan kasus penghasutan pembantaian terhadap minoritas muslim di Myanmar.
Ashin Wirathu nampak dibawa polisi. Dia mengenakan masker dan berbicara kepada pendukungnya
"Saya akan memberi penghormatan kepada biksu senior, dan kemudian saya akan pergi dengan polisi, saya akan pergi ke mana pun mereka mengirim," katanya dilansir Reuters.Dia menuduh pemerintah dan partai yang berkuasa menindasnya.
Wirathu dikenal karena retorikanya terhadap Muslim minoritas, terutama komunitas Rohingya, tetapi dia juga mengkritik pemerintah sipil Aung San Suu Kyi dan mendukung militer Myanmar yang kuat.
Pengadilan distrik barat di Yangon mengeluarkan surat perintah penangkapannya pada Mei tahun lalu.
Wirathu adalah biksu nasionalis paling terkemuka yang mendapatkan bobot politik yang meningkat di Myanmar sejak transisi dari pemerintahan militer dimulai pada tahun 2011.
Dia sering menargetkan Muslim Rohingya, lebih dari 730.000 di antaranya melarikan diri dari tindakan keras tentara di Negara Bagian Rakhine pada tahun 2017 yang menurut penyelidik PBB dilakukan dengan "niat genosida". (dal/fin).