News . 02/11/2020, 03:34 WIB
SUNGGUMINASA - Sebagian besar petani di Gowa membiarkan tomatnya membusuk. Tidak dipanen, harganya terlalu murah.
Biasanya, satu kantong berkapasitas 20 kilogram tomat dihargai Rp100 ribuan. Sekarang, hanya Rp13 ribu. Terlalu banyak selisih. Petani mengaku sangat merugi.
"Banyak juga yang membiarkan tomatnya tidak dipetik," kata salah satu petani di Tabbinjai, Tombolopao, Kabupaten Gowa, Aldi Kurniawan, Minggu, 1 November.
Ia mengaku, harga murah ini sudah berlangsung satu bulan lamanya. "Sebenarnya situasi ini sudah sering terjadi. Katanya sih karena terlalu banyak produksi. Tomat di pasar membludak," bebernya seperti dikutip dari Harian Fajar (Fajar Indonesia Network Grup).
Akan tetapi, hal itu tidak bisa menjadi alasan. Sebab biaya perawatan tomat membutuhkan modal yang besar. "Kami selalu berharap pemerintah bisa mengatasi masalah ini. Bagaimana harga bisa stabil. Itu saja," tambah Zaenal, petani di Kecamatan Tombolopao.
Terpisah, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Gowa, Andi Sura Suaib, mengatakan, harga saat ini memang jatuh. Harga sekarang Rp1.500 sampai Rp2.000 perkilogram. Dari hasil koordinasi dengan Kepala Cabang Dinas Pertanian di Tombolopao, permintaan di Kalimantan menurun sejak pandemi.
Menurutnya, Kalimantan merupakan wilayah penjualan besar. Selain itu, panen yang hampir bersamaan, sehingga produksi banyak. "Over produksi harus diantisipasi dengan tidak bersamaan menanam. Masih ada petani yang belum mengikuti," kata Andi Sura.
Langkah yang akan diambil ungkapnya, mengatur produk turun ke pasar. Sehingga pengumpul tidak turun secara bersamaan.
Hal ini dapat membantu mengontrol harga. Karena apabila hasil panen tomat langsung banyak di pasar maka pembeli akan memainkan harga.
"Kami sudah sepakat juga untuk tugas mengontrol jadwal masuk pasarnya pengumpul dengan melihat tanda yang disepakti. Nantinya ada semacam stiker atau tanda pengenal begitu," imbuhnya. (ham/syah)
PT.Portal Indonesia Media
Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210
Telephone: 021-2212-6982
E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com