Jangan Tinggalkan Petani

fin.co.id - 27/10/2020, 10:33 WIB

Jangan Tinggalkan Petani

Pesawat milik maskapai Citilink terdampak abu vulkanik erupsi Gunung Ruang di Bandara Sam Ratuangi, Manado, Sulawesi Utara

JAKARTA – Sektor pertanian menjadi sektor vital dan krusial bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Terlebih, di tengah pandemi Covid -19 yang belum kunjung usai. Pemerintah diminta berpihak dan lebih memperhatikan nasib petani.

Wakil Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR RI Edhie Baskoro Yudhoyono mengingatkan, bidang pangan harus diarahkan untuk meningkatkan produksi pangan serta mendukung pemulihan ekonomi.

Politisi Fraksi Partai Demokrat ini berharap, Program Unit Pengolahan Pupuk Organik (UPPO) dan alat panen bisa lebih dikembangkan agar para petani lebih produktif dan sejahtera.

BACA JUGA:  Bekuk Gaethje, Manajemen Khabib Nurmagomedov Langsung Respon Arie Untung, Ada Apa?

"Insya Allah, saya akan terus kawal program pro-petani ini seperti yang sudah pernah dilakukan semasa pemerintahan Bapak SBY. Saya mendoakan hasil panen bapak ibu sekalian bisa melimpah ruah, harga stabil pasca panen dan tentunya kita semua bisa melalui pandemi Covid-19 ini dengan semangat pantang menyerah. Amin," ujarnya, Senin (26/10).

Terpisah Anggota Komisi IV DPR RI dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (F-PKS) Slamet, meminta pemerintah mengkaji program subsidi pasca panen bagi para petani. Pasalnya, menurut Slamet, saat ini banyak petani yang mengeluhkan kelangkaan pupuk dan berimbas kepada aktivitas produksi mereka.

“Selain itu kita juga mendorong pemerintah agar bisa melakukan aktivasi Kartu Tani untuk akses pupuk bersubsidi,” kata Slamet.

Slamet menuturkan, dalam masa Pandemi Covid-19 ini hanya sektor pertanian yang paling diperlukan kehadirannya oleh masyarakat. Slamet menilai, petani merupakan kelompok profesi terbesar di Indonesia. “Persoalan pangan itu dalam kondisi apapun pasti akan dibutuhkan masyarakat,” tuturnya.

BACA JUGA:  Bea Cukai di Pulau Jawa Gencarkan Berbagai Upaya Tekan Peredaran Rokok Ilegal

Di sisi lain, sambung Slamet, sektor pertanian juga menjadi penyumbang terbesar untuk Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia dibanding sektor lainnya. “Maka pemerintah harus serius memperhatikan nasib para petani kita,” jelasnya.

Sebelumnya, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mendorong kerangka pemulihan ekonomi jangka panjang untuk wilayah Asean dan Global secara menyeluruh pada bidang pangan dan kehutanan. Pemulihan perlu dilakukan mengingat sektor pangan adalah kebutuhan utama yang harus dijaga bersama, terutama dalam situasi pandemi Covid 19.

BACA JUGA:  Viral Film Pendek Gus Muawafiq Dianggap Lecehkan Muslim Bercadar sebagai Kelompok Radikal

Sekretaris Jenderal Kementan Momon Rusmono mengatakan, selama ini Kementan sudah berperan aktif dalam pencapaian ketahanan pangan regional dan global, khususnya dalam kerangka kerja sama ASEAN. Bahkan, pemerintah terus mendorong peran penting sektor pertanian dalam menciptakan lapangan pekerjaan di pedesaan serta meningkatkan pendapatan keluarga petani.

"Peran petani dalam pemenuhan pangan bagi lebih dari 273 juta jiwa masyarakat Indonesia sangat vital. Oleh karen itu, Nilai Tukar Petani naik sebesar 101,66 jika dibandingkan dengan NTP Agustus 2020 yang hanya sebesar 100,65," katanya.

Momon menambahkan, saat ini Kementan juga telah menerapkan kebijakan Empat Cara Bertindak dalam rangka menjaga ketersediaan pangan di era new normal. Salah satunya dengan meningkatkan kapasitas produksi dan cadangan pangan. (khf/fin)

Admin
Penulis