Pendidikan Anak Usia Dini Terancam

fin.co.id - 21/10/2020, 11:00 WIB

Pendidikan Anak Usia Dini Terancam

Pesawat milik maskapai Citilink terdampak abu vulkanik erupsi Gunung Ruang di Bandara Sam Ratuangi, Manado, Sulawesi Utara

JAKARTA - Education Specialist Dana Anak-Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) mencatat, sebanyak 175 juta anak usia dini di ranah global tidak memiliki akses ke layanan pendidikan anak usia dini (PAUD).

UNICEF Indonesia, Nugroho Indera W mengatakan, bahwa jumlah anak usia dini yang sulit mendapatkan akses ke layanan PAUD tersebut setara setengah dari jumlah populasi anak usia pra sekolah.

"Masalah ini terjadi sebelum adanya pandemi covid-19," kata Nugroho pada kegiatan peluncuran analisis perkembangan anak usia dini Indonesia 2018 secara virtual, Selasa (20/10).

BACA JUGA:  Nama Jokowi di Jalan Abu Dhabi, Yusuf Mansyur: Saya Asli Bangga Bangeet

Menurut Nugroho, pandemi di berbagai negara telah memperburuk atau meningkatkan krisis bagi anak-anak yang tidak bisa mengakses PAUD. Terlebih lagi, kondisi tersebut akan berpengaruh terhadap hasil pencapaian perkembangan anak yang meliputi aspek kognitif, afektif, psikomotorik, hingga sosial spiritual moral.

"Covid-19 telah menyebabkan krisis akut pada pengasuhan dan pembelajaran yang berdampak pada hasil capaian perkembangan anak. Dengan begitu, diperlukan upaya secara sistematis memonitor dan melakukan intervensi yang berbasis bukti atau data," ujarnya.

Nugroho menjelaskan, pengukuran perkembangan anak dapat meningkatkan kesempatan anak usia dini untuk tumbuh kembang secara optimal. Artinya, hal tersebut dapat menjadi sebuah acuan bagi pemerintah dalam mengambil kebijakan terkait sumber daya manusia khususnya anak usia dini.

BACA JUGA:  Setahun Jokowi-Ma’ruf Amin, Fadli Zon: Ummat Islam Sering Dibuat Marah

"Sifat perkembangan anak usia dini, kata Nugroho, adalah multidimensional. Sebab, pada prosesnya tidak hanya mengukur aspek kognitif namun juga fisik, motorik kasar maupun motorik halus dan lain sebagainya," terangnya.

Deputi Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat, dan Kebudayaan (PMMK) Kementerian PPN/Bappenas Subandi Sardjoko mengatakan, bahwa berbicara masalah PAUD artinya upaya memenuhi kebutuhan esensial bagi anak.

Pertama, pengasuhan yang baik. Anak yang tumbuh dengan sehat dan memiliki kecerdasan intelektual bagus dipengaruhi pola asuh yang baik saat dia kecil bahkan dari dalam kandungan.

Yang kedua, ialah masalah kesehatan dan gizi. Setiap orang tua juga harus paham mengenai dua hal poin tersebut agar tumbuh kembang anak berjalan dengan optimal.

"Kebutuhan esensial lainnya ialah perlindungan bagi anak dari kekerasan," kata Subandi.

BACA JUGA:  Billy Syahputra Malu Usai Pose Vulgarnya dengan Amanda Manopo Beredar

Sementara itu, Direktur Agama, Pendidikan dan Kebudayaan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Amich Alhumami menambahkan, bahwa pendidikan anak usia dini (PAUD) harus mencakup seluruh dimensi secara lengkap yang meliputi fisik, kognitif, afektif hingga sosial spiritual moral.

"Untuk membangun pondasi perkembangan anak usia dini semua dimensi harus dilakukan secara lengkap," kata Amich.

Menurut Ketua Sub Pokja Goal 4 SDG's tersebut, semua pihak harus memahami bahwa anak usia dini adalah periode emas. Oleh sebab itu, merupakan sebuah kesempatan dalam memfasilitasi tumbuh kembang anak secara maksimal.

"Pada masa periode emas tersebut setiap anak secara fisik harus bisa diajarkan dengan baik agar memiliki kemampuan yang baik pula," ujarnya.

BACA JUGA:  Pemerintah Tengah Pastikan Keamanan dan Kehalalan Vaksin Covid-19

Kemudian, kata Amich, anak juga harus memiliki keterampilan psikomotorik yang bagus, mempunyai kesehatan mental yang baik hingga kognitifnya juga harus didorong agar mempunyai daya inteligensi yang tampil melalui berpikir kritis dan imajinatif.

"Yang tidak kalah penting tentunya dimensi afektif agar anak memiliki rasa simpati dan empati termasuk pengendalian emosi hingga pengungkapan dirinya," tuturnya.

"Yang melengkapi semua dimensi ialah sosial spiritual dan moral. Ini terkait pendidikan karakter dan etika," pungkasnya. (der/fin)

Admin
Penulis