News . 13/10/2020, 04:33 WIB
MAKASSAR - Wanita kadang melakukan waxing demi mendapatkan kulit mulus dan meningkatkan kepercayaan diri. Namun, perhatikan dampaknya.
Spesialis Kulit dan Kelamin, dr Alwi A Mappiasse SpKK PhD, mengatakan, menginginkan kulit yang sepenuhnya mulus dan bebas bulu, waxing menjadi alternatif. Akan tetapi, jika terlalu sering, maka bisa memberikan efek samping pada kulit.
"Sebaiknya waxing jangan dilakukan secara mandiri, tetapi dilakukan dengan bantuan orang profesional dan terpercaya. Ini demi meminimalisir efek samping yang ditimbulkan, dan kita juga dapat perawatan kulit yang tepat," ujarnya seperti dikutip dari Harian Fajar (Fajar Indonesia Network Grup), Senin, 12 Oktober.
"Hal itu dapat menyebabkan kemerahan yang berlebih, peradangan, atau bahkan perdarahan dan luka bakar pada kulit. Kemerahan dan iritasi kulit, juga perdarahan kecil di bawah kulit," terang dia.
Pentingnya tenaga profesional juga sangat penting apalagi jika waxing dilakukan di daerah sensitif. Seperti di daerah kemaluan atau area vital lainnya.
"Waxing dilakukan dengan menggunakan lilin panas berisiko tinggi untuk mengalami luka bakar pada kulit dan juga membuat kulit menjadi lebih gelap. Di sinilah pentingnya konsultasi ke tenaga profesional atau tempat waxing terpercaya," ucapnya.
Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin, Dr dr Siswanto Wahab SpKK FINSDV FAADV mengatakan, kondisi kulit yang berbeda-beda bisa memberi efek berbeda karena waxing.
"Sebaiknya ketahui jenis kulit saat akan melakukan waxing, terutama yang punya kulit sensitif. Sebab waxing yang dilakukan tanpa pengetahuan bisa bikin kulit iritasi," pungkasnya.
Waxing juga kerap membuat kulit beraksi alergi. Spesialis Kulit dan Kelamin, dr Alwi A Mappiasse SpKK PhD, mengatakan, reaksi alergi itu dapat berupa folikulitis (peradangan atau ruam parah pada folikel rambut).
Kebiasan mencabut rambut atau bulu juga memicu infeksi. Kata dia, menarik rambut dengan akar-akarnya, berarti akan ada rambut baru yang kecil dan lemah yang mulai tumbuh di tempatnya, dan yang secara alami lebih tebal serta memiliki sedikit kekuatan untuk menembus ke luar permukaan. "Karena kurangnya kekuatan, maka rambut baru tertahan dan terjebak di bawah permukaan kulit, sehingga menyebabkan benjolan yang dapat terinfeksi dan dapat bertahan lama," terang Alwi.
Infeksi kulit sebenarnya merupakan kondisi yang jarang, namun hal ini dapat terjadi karena produk tidak bersih atau telah terinfeksi. Penderita diabetes harus menghindari pencukuran rambut karena mereka jauh lebih rentan untuk mengembangkan infeksi kulit. (rdi/dni)
PT.Portal Indonesia Media
Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210
Telephone: 021-2212-6982
E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com