Paling Rendah, Serapan Dana PEN Insentif Usaha

fin.co.id - 13/10/2020, 13:00 WIB

Paling Rendah, Serapan Dana PEN Insentif Usaha

Pesawat milik maskapai Citilink terdampak abu vulkanik erupsi Gunung Ruang di Bandara Sam Ratuangi, Manado, Sulawesi Utara

JAKARTA - Kementerian Bidang Perekonomian mencatat, hingga 7 Oktober 2020 penyerapan anggaran program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) mencapai 48 persen atau Rp 331,29 triliun dari total pagu Rp695,2 triliun.

Hal itu disampaikan Menteri Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Airlangga Hartato dalam keteangan Pers Rapat Terbatas ''Laporan Penanganan Covid-19 dan Pen'', pada Selasa (12/10).

Mantan Menteri Perindustrian (Menperin) ini merinci realisasi dana tesebut, yakni untuk klaster kesehatan terhadap pagu realisasinya 87,5 persen, perlindungan Sosial sebesar 78 persen, sektoral pemda 26 persen, UMKM 73 persen, dan insentif Usaha 23 persen.

BACA JUGA:  Pesan Menohok Bunga Zainal untuk Haters: Makanya Cari Suami yang Tajir

Lebih jauh dia mengatakan, dari segi program perlindungan sosial ini hampir 96 persen bisa dilaksanakan kemudian yang menjadi catatan adalah beberapa K/L masih perlu didorong kembali khusus realisasi program PEN diperkirakan akan mencapai 99-100 persen di akhir tahun.

Terpisah, Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan P Roeslani menilai, salah satu penyebab realisasi anggaran PEN di koperasi tersendat lantaran disebabkan proses administrasi dan regulasi.

Dia mengatakan, pembiayaan korporasi sendiri merupakan pembiayaan untuk perusahaan-perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Karena dari pagu anggaran sebesar Rp56,3 triliun, sebanyak Rp50 triliun itu untuk BUMN sendiri. Baik bersifat dana talangan maupun penyetoran modal ke BUMN.

BACA JUGA:  SBY Minta Airlangga Sebut Aktor Tunggangi Demo: Jangan Sampai Menyebar Hoax

"Memang untuk korporasi ini baru keluar PMK hanya untuk penjaminan yang diberikan oleh pemerintah melalui LPEI dan PII yang jumlahnya kurang lebih penjaminan yaitu Rp10 triliun. Jadi penjaminannya kurang lebih sampai Rp100 triliun," kata Rosan.

Dia menambahkan, untuk UMKM sendiri sebetulnya sudah diberikan kepada Askrindo dan Jamkrindo dengan jaminan kurang lebih Rp6 triliun. Sementara korporasi di UMKM baru satu yang sudah jalan yakni baru sebesar Rp17,1 miliar dari pagu kurang lebih Rp100 triliun.

BACA JUGA:  Bea Cukai Lepas Ekspor Produk Daur Ulang Polyethylen Terephtalate

"Dan ini kita dorong terus karena secara implementasinya secara kaku. Kita terus memberikan masukan untuk memastikan bahwa korporasi yang kontribusinya ke pajak itu 84 persen. Dan UMKM merupakan bagian dari produksi dari korporasi itu benar-benar bisa juga didorong untuk memastikan kita bisa berjalan di tengah tantangan ini," ucapnya.

Ketua Satgas PEN Budi Gunadi Sadikin meyakini seluruh dana PEN bisa disalurkan pada akhir tahun 2020. Sebab, akselerasi atau kemajuan penyaluran PEN sejak 4 Juli telah mampu merealisasikan Rp117 triliun. Artinya, pihaknya telah berhasil menaikkan Rp268 triliun pada 5 September 2020. Karenanya, ia optimistis dana PEN seluruhnya terealisasi ditutup tahun 2020. (din/fin)

Admin
Penulis