JAKARTA - Cendekiawan Nahdatul Ulama (NU), Ulil Abshar Abdallah berharap Presiden Joko Widodo bisa mendengar suara protes dari rakyat terhadap kebijakan-kebijakannya termasuk soal Omnibus Law.
"Pak Jokowi, please bersikaplah lebih rendah hati. Dengarkan suara orang-orang yang memprotes kebijakan Anda. Tak ada gunanya mengejar ambisi untuk menyelesaikan proyek-proyek besar yang ambisius, tapi mengabaikan suara publik. Nuwun sewu, Pak Presiden." Ujar Ulil dikutip dari akun twitternya, Senin (12/10).
[caption id="attachment_486785" align="alignnone" width="2560"]
Ulil Abshar Abdallah (Istimewa)[/caption]
Ulil mengatakan, selama 4 tahun ke depan, negara ini akan ditandai dengan ketidak percayaan publik terhadap pemerintah. Dia menyangkan Jokowi selama ini telah melakukan sejumlah blunder politik yang memancing amarah publik.
"Rasanya kita akan berhadapan dengan empat tahun (hingga pilpres mendatang) yang ditandai oleh ketidak percayaan publik yang kian meluas terhadap pemerintah. Amat disayangkan, pemerintah Jokowi melakukan sejumlah "blunder politik" dlm setahun terakhir. Sayang sekali." Ucap Ulil.
Ulil mengatakan, beberapa blunder politik yang dilakukan Jokowi yakni, revisi UU KPK yang melemahkan lembaga anti-rasuah itu, ngotot melaksanakan pilkada serentak selama pandemi.
"Dan terakhir ngebut mengesahkan UU CK." Ucap Ulil.
Pria yang akrab disapa Gus Ulil ini juga menyentil Jokowi yang melakukan kunjungan kerja ke Kalimantan di saat demonstrasi berlangsung di depan Istana Negara beberapa hari lalu.
"Momen terakhir: Presiden Jokowi meninggalkan ibu kota, saat buruh dan mahasiswa demo atas pengesahan UU CK. Yang ironis, presiden pergi ke Kalteng untuk, antara lain, melakukan hal yang begitu remeh: menengok bebek. Ini jelas komunikasi politik yang amat buruk. Buruk sekali." Pungkas Ulil. (dal/fin).