Pers Gelorakan Patuh Protokol Kesehatan

JAKARTA - Media diminta gencar mengkampanyekan kepatuhan protokol kesehatan pencegahan penularan virus COVID-19. Hal itu sebagai salah satu peran pers membantu pemerintah menangani pandemi Corona.

"Pers harus terus menerus menggelorakan kepatuhan terhadap protokol kesehatan, dan menumbuhkan asa, semangat, harapan terus sekaligus menumbuhkan optimisme publik," tegas Ketua Dewan Pers, Mohammad Nuh dalam webminar bertajuk Menjaga Harapan Masyarakat di tengah Bencana, di Jakarta, Jumat (2/10).

Menurutnya, pers dapat membantu membangkitkan optimisme masyarakat agar dapat mengatasi pandemi. Salah satu caranya membangun kesadaran masyarakat mematuhi protokol pencegahan COVID-19.

"Jangan sampai putus asa atau pesimis. Saya kira bukan begitu. Kita bukan bangsa yang mudah pesimis. Kita bangun asa, harus tetap jalan, optimisme harus terus dibangun, dan mencari solusi teknis untuk setiap persoalan," imbuhnya.

Dia menyebut angka penularan kasus rata-rata mencapai 4.000 orang per hari. Sementara, kapasitas rumah sakit juga menjadi tantangan tersendiri. Karena itu, pers mempunyai peran membantu penanganan pandemi Corona bersama pemerintah. Yakni membangun kesadaran masyarakat mentaati protokol kesehatan.

Sosialisasi penerapan 3M (Memakai Masker, Mencuci Tangan, Menjaga Jarak) harus terus disampaikan kepada masyarakat. Hal ini dinilai penting agar penularan Corona dapat ditekan semaksimal mungkin.

"Paling tidak media massa dapat satu menumbuhkan kepedulian. Misalnya di Jawa Timur. Masih ada orang yang tidak percaya COVID-19 ini. Begitu terkena baru percaya. Kalau nunggu kena, dulu kan bubar," ucap mantan Mendikbud ini.

Nuh menambahkan tugas pers adalah membangkitkan kepedulian, membangkitkan partisipasi, dan mengedukasi publik. Dia menyadari persoalan COVID-19 tidak mungkin diselesaikan sendiri oleh pemerintah. Karena itu harus ada partisipasi semua lapisan masyarakat.

Seperti diketahui, Satgas COVID-19 juga telah bekerjasama dengan Dewan Pers dan PWI untuk menggaungkan kampanye perubahan perilaku. Ada sekitar 5.800 wartawan yang dilibatkan berpartisipasi untuk membuat pemahaman dan edukasi kepada masyarakat. Wartawan dilibatkan sebagai agen perubahan perilaku. "Pers harus bersama-sama membangun kesadaran masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan," paparnya.(rh/fin)