JAKARTA- Tokoh Jaringan Islam Liberal (JIL) Ulil Abshar Abdalla mengatakan, warga Nahdatul Ulama (NU) yang paling tersiksa dengan kekejaman Partai Komunis Indonesia (PKI) pada masa lampau. Maka seharusnya NU yang paling layak untuk mengangkat isu kebangkitan PKI.
"Yang layak ngangkat isu PKI itu mestinya warga NU, sebab, kalangan santri mengalami sejarah ketegangan dan konflik yang riil pada tahun-tahun 60an vis-a-vis PKI." Ucap Ulil dikutip akun twitternya, Kamis (1/10).
Ulil mengatakan, meskipun NU mendapat penyiksaan dari PKI, namun Abdurrahman Wahid alis Gus Dur berhasil menghilangkan trauma dan ketakutan itu.
"Berkat sikap Gus Dur yang berdamai dengan mantan aktivis PKI ketika jadi presiden dulu, warga nahdliyyin berubah sikap." ujar Ulil.
Ulil bilang, warga NU tidak pernah menjadikan isu PKI sebagai dagangan politik. NU juga tidak mengungkit-ungkit kejadian masa lalu dengan PKI.
"Sejak awal pun warga nahdliyyin tidak pernah menjadikan PKI ini sebagai dagangan politik. Sikap Gus Dur yg berdamai dengn masa lalu PKI membuat warga Nahdliyyin makin teguh sikapnya untuk tidak ngungkit-ungkit masa lalu yang kelam ini." Ujar Ulil.
Meski demikian, NU tidak melupakam sejarah kelam pembantaian PKI terhadap ulama dan santri NU.
""Tentu saja warga NU tidak melupakan apa yg dilakukan PKI pada tahun-tahun 60an. Ada hubungan yang traumatis antara dua kelompok ini pada masa lampau. Saya mendengar sendiri dari kisah-kisah keluarga mengenai sejarah yang traumatis ini." Katanya
Ulil mengaku menyesal dengan Gatot Nurmantyo yang menjadikan isu PKI sebagai tunggangan politik
Setahu saya, hingga dulu sampai sekarang tidak ada, atau jarang tokoh-tokoh NU yang menjadikan isu PKI ini sebagai "tunggangan politik" seperti yg dilakukan oleh Gatot Nurmantyo hari ini. Saya amat menyesalkan atas cara berpolitik ala Pak Gatot seperti ini." Pungkas dia. (dal/fin).