News . 01/10/2020, 11:23 WIB

Ferdinand Bilang Najwa Shihab Jurnalis yang Kerasukan Politik

Penulis : Admin
Editor : Admin

JAKARTA- Nama Presenter Najwa Shihab beberapa hari kemarin ramai dibicarakan warga net. Pasalnya, Najwa melakukan wawancara dengan kursi kosong sebagai bentuk kritik terhadap Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto yang jarang berbicara di depan Publik.

Wawancara dengan kursi kosong sebagai bentuk protes terhadap Terawan yang sudah beberapa kali diundang ke panggung Mata Najwa untuk bersuara, namun tak kunjung hadir. Sejumlah pertanyaan pedas dilontarkan Najwa Shihab ke Terawan di kursi kosong terkait penanganan Covid-19.

Namun, poltikus Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean menilai, apa yang dikakukan Najwa tidak layak sebagai seorang jurnalis. Dia menilai, Najwa seolah menyerang Terawan.

“Inilah ketika politik sudah merasuki jurnalisme, hasrat menjadi pembunuh terhadap rasa menghargai orang lain. Saya pikir ini tidak patut dan (terkesan) menyerang Menkes Terawan,” tulis Ferdinand di twitternya, abu (30/9).

Dia menilai, meskipun wawancara itu merupakan hak jurnalis, namun apa yang dilakukan Najwa tidak pada tempatnya.

“Meski ini juga menjadi hak jurnalisme mengemas sesuatu untuk dijual ke publik, tapi bagi saya, ini (apa yang telah diperbuat Najwa Shihab) kurang patut,” terangnya.

Anak buah SBY ini bilang, secara pribadi dia juga telah mengkritik kinerja Terawan. Dia juga meminta Presiden Jokowi untuk menggantinya. Namun dia tidak sepakat dengan apa yang dilakukan Najwa. Dia menyebut sebagai bentuk junalis yang kerahsukan politik.

"Saya bahkan minta Presiden menggantinya (Menkes). Tapi saya dalam hal apa yang dilakukan Najwa, saya tidak membela Terawan tapi menyatakan yang dilakukan Najwa tidak patut. Bentuk jurnalis kerasukan politik." Pungkas Najwa.

Sementara itu, Najwa Shihab sebelumnya mengatakan, di Indonesia, treatment menghadirkan bangku kosong mungkin baru sehingga terasa mengejutkan.

Namun menurutnya, itu bukan ide yang baru. Di negara-negara dengan tradisi demokrasi dan debat yang lebih panjang dan kuat, misalnya Inggris atau Amerika, menghadirkan bangku kosong yang mestinya diisi pejabat publik sudah merupakan hal yang biasa.

Najwa mengatakan, treatment yang ia lakukan berbeda dengan format wawancara imajiner.

Sebab, kata dia, pada dasarnya dia tidak sedang melakukan wawancara, dia hanya sedang mengajukan pertanyaan.

"Pertanyaan, kan, tidak harus diajukan secara tatap muka. Bisa dilakukan secara jarak jauh dengan perantara macam-macam medium." Ungkap Najwa Shihab melalui keterangan tertulisnya.

Najwa melanjutkan, nahwa itu juga tidak imajiner karena (a) pertanyaan yang Ia ajukan memang bukan imajiner dan dia juga tidak mengarang atau membuatkan jawaban-jawaban fiktif seolah-olah dia sudah berdialog dengan Pak Terawan

"Pak Terawan juga sosok yang eksis dan hidup, sehingga Pak Terawan bisa menjawabnya kapan saja, bahkan sejujurnya boleh menjawabnya di mana saja." Pungkas Najwa. (dal/fin)

           
© 2024 Copyrights by FIN.CO.ID. All Rights Reserved.

PT.Portal Indonesia Media

Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210

Telephone: 021-2212-6982

E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com