News . 19/09/2020, 05:00 WIB
TAMBAK - Lebih dari 500 kepala keluarga di Desa Bumiayu Kecamatan Tambak mengalami krisis air bersih. Kesulitan untuk memenuhi kebutuhan air bersih sudah berlangsung sejak pertengahan Agustus lalu.
"Dropping air bersih sudah mulai, satu tangki Kamis kemarin dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) untuk warga dan setengah tangki di tampung di kantor desa," papar Sekretaris Desa Buniayu Agus Supriyadi seperti dikutip dari Radar Banyumas (Fajar Indonesia Network Grup), Jum'at (18/9).
Krisis air bersih di Buniayu terjadi setiap tahun. Debit air sungai di Watuagung yang diandalkan warga dari Pamsimas sudah tidak mencukupi.
"Di berbagai forum, kami mengusulkan pembuatan waduk di hulu sungai Watuagung. Pembendungan dua sungai sekaligus, Sungai Tambak dan Ijo untuk menyimpan air di musim penghujan," jelas Agus di meja kerjanya.
Adanya waduk sekaligus untuk mengantisipasi konflik kepentingan di masa mendatang terkait keberadaan air bersih. Sebab, air merupakan kebutuhan vital dalam kehidupan.
Terpisah, Narso, warga setempat mengatakan setiap hari mengangsu di sumber air talang di area rel kereta api. Ia berjalan kaki menggotong dua jerigen bolak balik dari rumah ke lokasi.
"Ambil air ke talang ada iuran, bayar untuk listrik saja," ujar Narso setelah menyalakan saklar pompa air kemudian mengisi jerigen. (fij)
PT.Portal Indonesia Media
Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210
Telephone: 021-2212-6982
E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com