PALOPO - Narapidana perempuan menyesaki Lembaga Pemasyarakatan (lapas) Kelas II A Palopo. Didominasi usia remaja.
Kepala Lapas Kelas IIA Palopo, Indra Sofyan, mengatakan, kasus penghuni lapas perempuan ini mayoritas kasus narkoba.
''Kondisi lapas sekarang sesak. Penghuninya terus bertambah,'' kata Indra, Minggu, 13 September.
Menurut Indra, saat ini 33 orang narapidana perempuan yang dibina. Mereka berasal dari Luwu Raya, Toraja, dan Kabupaten Enrekang. Pembinaan terus dilakukan, terutama meningkatkan keterampilan. Namun pihak lapas kekurangan peralatan, terutama mesin jahit dan alat bordir.
"Mereka harus terampil agar saat keluar lapas punya bekal berbaur di masyarakat," terangnya seperti dikutip dari Harian Fajar (Fajar Indonesia Network Grup).
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan KB Provinsi Sulsel, Fitria Sainuddin, meminta bantuan Wali Kota Palopo, Judas Amir, untuk membantu pengadaan mesin jahit dan peralatan lainnya.
"Kalau ada peralatan, keterampilan terus ditingkatkan supaya mereka bisa produktif," tambahnya.
Wali Kota Palopo HM Judas Amir, berjanji segera menindaklanjuti permintaan tersebut. "Insya Allah saya akan berikan bantuan segera," kata Judas. (shd/dir)