JAKARTA - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan menerapkan PSBB total pada 14 September 2020 nanti, sudah pasti akan memengaruhi pertumbuhan perekonomian di kuartal III/2020.
Menanggapi hal itu, ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira mengatakan, konsumsi masih menjadi andalan untuk mengerek ekonomi nasional.
Hal ini, kata dia, ada sinyal perbaikan Indeks Keyakinan Konsumsumen (IKK) dari 83,8 persen per Juni 2020 menajdi 86,9 per Agustus 2020.
"Kenaikan IKK ini disebabkan pada kelompok pengeluaran Rp2-4 juta per bulan," katanya, Minggu (13/9).
Di sisi lain, lanjut Bhima, Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang digulirkan pemerintah mulai membangkitkan kepercayaan masyarakat, terutama pada kalangan menengah ke atas. Sebab, mereka sebelumnya menahan pengeluaran.
"Untuk menengah atas, (pengeluaran) mereka masih pesimis. Padahal, kelompok ini yang dominanan dari sisi konsumsi," ucapnya.
Belanja pemerintah, menurut Bhima, juga memiliki peranan penting. Karena, langkah ini akan mempercepat pemulihan ekonomi di sisa semester II/2020.
"Sebab semakin banyak cash transfer khususnya ke kelompok kelas menengah rentan miskin seperti pekerja informal, guru honorer dan korban PHK maka pemulihan ekonomi di akhir tahun 2020 akan lebih cepat," ucapnya.
Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Shinta Kamdani menilai, PSBB total diberlakukan akan membuat kegiatan ekonomi sama seperti dua bulan saat awal penerapan PSBB.
"Saya memperkirakan, ekspektasi level kegiatan ekonomi di Jabodetabek akan turun sedikit dari level di bulan April-Mei," katanya.
Dampak diberlakukan PSBB lagi, kata Shinta, akan kembali menekan pasar domestik. Kondisi ini tidak separah saat banyak negara gencar melakukan lockdown.
"Untuk ekspektasi kegiatan ekonomi pasar domestik, cenderung akan serendah pada April-Mei, tergantung pada lokal," ujarnya.
Sementara Ketua Umum Kadin Indonesia Rosan P Roeslani berpandangan, Gubernur Anies Baswedan kembali menerapkan PSBB, akan menjadi tantangan sendiri bagi para pengusaha.
"Sudah pasti, akan menjadi tantangan bagi pengusaha, ya teurtama yang ada di Jakarta. Mereka harus beradaptasi, berkreasi dan berinovasi secara baik dan benar," katanya.
Dengan adaptasi dan inovasi, menurut Rosan, pengusaha akan dapat bertahan dan bisa melewati penerapan PSBB kembali di masa pandemi Covid-19.