[caption id="attachment_481991" align="alignnone" width="696"]
FOTO: Faisal R.Syam / Fajar Indonesia Network.[/caption]
Kalau ke Lombok jangan lupa mampir ke Desa Sukarara, kecamatan Jonggat Lombok Tengah. Desa ini terkenal sebagai desa penenun. Wanitanya bekerja sebagai penenun. Akan tampak banyak wanita yang sedang menenun di teras depan rumahnya.
[caption id="attachment_481984" align="alignnone" width="696"]
FOTO: Faisal R.Syam / Fajar Indonesia Network.[/caption]
Tenun lombok ini terdiri dari tenun ikat dan tenun songket. Terutama yang sangat dikenal masyarakat adalah tenun rangrang. Motif dengan bercirikan motif geometeris segitiga dan belah ketupat dengan banyak warna dalam satu kain.
[caption id="attachment_481985" align="alignnone" width="696"]
FOTO: Faisal R.Syam / Fajar Indonesia Network.[/caption]
[caption id="attachment_481990" align="alignnone" width="696"]
FOTO: Faisal R.Syam / Fajar Indonesia Network.[/caption]
Pewarna yang dipakai pewarna alami seperti dari biji-bijian, kulit kayu, umbi, bunga, buah, akar dan daun tanaman. Ada motif subahnale, motif geometris segiempat dengan isian bunga. Motif ini diangap sangat indah. Ada juga kain yang dibuat karena mitos seperti motif tokek yang dianggap sebagai keberuntungan pemiliknya/pemakainya.
[caption id="attachment_481986" align="alignnone" width="696"]
FOTO: Faisal R.Syam / Fajar Indonesia Network.[/caption]
Selain aktivitas sehari-hari wanita adalah menenun, wanita Suku Sasak harus pandai menenun karena sebagai syarat untuk menikah kelak. Harus bisa membuat tiga kain buat syarat menikah kelak. Satu untuk diri sendiri, satu untuk suami dan satu lagi untuk mertua perempuan. Menenun sudah menjadi tradisi Suku Sasak.
[caption id="attachment_481987" align="alignnone" width="696"]
FOTO: Faisal R.Syam / Fajar Indonesia Network.[/caption]
[caption id="attachment_481989" align="alignnone" width="684"]
FOTO: Faisal R.Syam / Fajar Indonesia Network.[/caption]
Dan sekarang sudah dipakai untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Kain-kain yang dibuat wanita suku Sasak ini sudah banyak yang dijual pada wisatawan . Biasanya wanita-wanita ini menjual pada koperasi dan koperasi yang menjualnya kembali.
[caption id="attachment_481988" align="alignnone" width="696"]
FOTO: Faisal R.Syam / Fajar Indonesia Network.[/caption]
Tapi kebanyakan jarang diproduksi massal untuk dijual tapi hanya kalau ada wisatawan saja yang datang. Mungkin dibutuhkan satu jalan untuk membantu masyarakat Suku Sasak ini memasarkan kain-kain tenunnya.
