News . 04/09/2020, 14:33 WIB
MALILI - Kekerasan seksual di Luwu Timur cukup tinggi. Delapan bulan terakhir, puluhan anak menjadi korban. Kepala Bidang Perlindungan Perempuan dan Anak, Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Luwu Timur, Juleha, mengatakan, jumlah anak yang mengalami kekerasan mencapai 21 kasus.
''Terakhir seorang bocah yang disuguhi miniman keras hingga teler di rumah pondok kebun di Towuti, Agustus lalu,'' kata Juleha seperti dikutip dari Harian Fajar (Fajar Indonesia Network Grup), Kamis, 3 September.
Kata dia, kekerasan anak terkait pelecehan seksual mendominasi. Kekerasan seperti ini sangat berbahaya, sebab menyangkut masa depan anak. Selebihnya, terjadi kasus kekerasan dalam rumah tangga.
Belakangan ini, Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan anak Kabupaten Luwu Timur aktif menyosialisasikan masalah kekerasan anak dan perempuan.
''Kita minta warga melaporkan kasus kekerasan anak dan perempuan sebab sudah diatur undang-undang,'' jelas Juleha.
"Tujuannya bagaimana agar kita bisa mengendalikan masyarakat terutama pada kasus-kasus yang sering kali terjadi," terang Sukarti.
"Jadi, saya sangat prihatin dengan masalah ini, saya harap kita bisa cegah masalah kekerasan ini sebelum sesuatu hal lain terjadi lagi,” harap Iqbal Suhaeb. (shd/dir)
PT.Portal Indonesia Media
Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210
Telephone: 021-2212-6982
E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com