JAKARTA- Kader Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean memposting foto Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan didampingi Wakil Gubernur Ahmad Riza dan pihak TNI-Polri sedang menggelar konferensi pers usai peresmian tugu peti mati bagi korban covid-19.
Melalui keterangan unggahannya di twitter itu, Ferdinand meluapkan kekesalannya. Bagi anak Buah AHY ini, kebijakan Anies Baswedan tidak jelas.
"Saya kalau melihat foto ini rasanya ingin memaki, untung saya masih bisa mengendalikan emosi. Sial betul nasib Jakarta punya Gubernur seperti ini." Tulis Ferdinand di twitternya, dikutip FIN, Kamis (3/9).
[caption id="attachment_480277" align="alignnone" width="1080"]
Cuitan Ferdinand Hutahaean (Twitter)[/caption]
Ferdinand membeberkan sejumlah kebijakan Anies itu, seperti adanya izin demonstrasi, kerumunan hingga ganjil genap bagi pengendara sepeda motor.
"Anda tidak jelas kebijakannya Nies." Ujar Ferdinand.
Dalam foto itu, Anies Baswedan menggelar konferensi pers usai meresmikan tugu peti mati korban Covid-19 di kawasan Danau Sunter Jakarta Utara, Selasa lalu. Tugu peti mati itu dibuat sebagai peringatan akan bahaya COVID-19.
Menurut Ferdinand tugu itu dibuat Anies sebagai sebuah strategi komunikasi publik yang konyol.
"Dengan cara menakut-nakuti publik dikira publik akan menjadi takut. Bagaimana mungkin takut? Sementara ada sebagian yang memaksa bahwa covid tak bahaya?" tulis Ferdinand. "Nies, tegas dong, berani ngga?" imbuhnya.
DKI Jakarta masih memimpin rekor kasus positif corona di Indonesia. Kasus harian yang dilaporkan pada Rabu (2/8) kemarin, bertambah 1.054 kasus baru. Sehingga total kasus di Ibu Kota saat ini berjumlah 42.041 kasus terkonfirmasi.
Kasus sembuh di Jakarta berjumlah 31.741 orang. Sementara yang meninggal mencapai 1.231 orang.
Ferdinand mengatakan, tingginya penyebaran covid-19 di Jakarta disebabkan tidak adanya disiplin warga. Selain itu tidak ada langkah konkret dari Pemprov DKI.
"Tidak adanya langkah konkret Pemrov DKI mendisiplinkan warga ikuti protokol kesehatan. Selain itu, Anies Baswedan malah menerapkan kebijakan yang salah di lapangan." Tulis Ferdinand. (dal/fin).