Infografis: Dari Sisi Kuantitas Tenaga Medis dan Anggaran, Indonesia Lemah

JAKARTA - Total sduah 100 tenaga medis dan dokter wafat. Sebagai garda terdepan, mereka tidak hanya membutuhkan apresiasi, dukungan moril, tapi juga perlindungan kesehatan yang sama. Pada posisi inilah pemerintah diminta untuk tanggap. Banyak sisi kekurangan yang terjadi dan perlu diantisipasi segera. Berikut ini fakta dan kondisi penanganan wabah Covid-19 di Indonesia yang dirangkum Fajar Indonesia Network (FIN).

DATA BANK DUNIA:

1. Paling Rendah: Jumlah dokter di Indonesia terendah kedua di Asia Tenggara, yaitu sebesar 0,4 dokter per 1.000 penduduk.

2. 4 Dokter/10 ribu Penduduk: Secara kuantitas Indonesia hanya memiliki empat dokter yang melayani 10.000 penduduknya. Jelas kondisi ini tidak sebanding, belum lagi bicara peralatan dan fasilitas.

3. Kehilangan 100 Dokter: Jika Indonesia kehilangan 100 dokter sama dengan 250.000 penduduk tidak punya dokter. Ini benar-benar pukulan.

KALKULASI INDEF:

- Harga Vaksin: Rp75 triliun tersebut dibuat berdasarkan harga vaksin dari Sinovac yaitu sekitar 30 dolar AS per orang.

- Perhitungan Kurs: Dengan menggunakan kurs Rp14.000 harga vaksin per orang adalah sekitar Rp400 ribuan.

- Standar WHO: Vaksin harus diberikan kepada 70 persen dari jumlah penduduk Indonesia. Berarti sekitar 170 juta penduduk.

LOGISTIK TAMBAHAN:

- Rp75 Triliun: Perkiraan anggaran sebesar ini belum termasuk untuk logistik, tenaga medis, dan berbagai keperluan lain yang pendukung pengadaan vaksin.

- APBN Rp25,4 Triliun: Sementara pemerintah menyiapkan anggaran untuk penanganan kesehatan dalam RAPBN 2021 sebesar Rp25,4 triliun atau lebih kecil dari 2020 yaitu Rp87,55 triliun.

- Tak Memadai: Anggaran Rp25,4 triliun akan digunakan untuk pengadaan vaksin Covid-19, imunisasi, sarana prasarana, laboraturium, penelitian dan pengembangan, serta cadangan bantuan iuran BPJS.