News . 01/09/2020, 01:00 WIB
JAKARTA - Pemerintah mulai menggaungkan resesi ekonomi. Alasannya, pandemi Coronavirus (Covid-19) yang tak bisa diprediksi kapan usai hingga anjloknya konsumsi masyarakat dunia, mengancam Indonesia di titik terbawah. Publik berharap, kabinet kerja yang dibangun Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin bisa keluar dari fenomena yang terjadi.
”Ini sebaliknya menjadi pembuktian atas kabinet yang ada. Buktikan kepercayaan publik, dan bangun trust bahwa kita bisa bangkit. Mental publik terutama pengusaha dewasa begitu turun, saat resesi itu disampaikan oleh para menteri,” jelas Pengamat Politik Maruly Hendra Utama, Senin (31/8).
Akademisi dari Universitas Lampung itu menekankan, Pemerintah memiliki pegangan dalam menata sendi ekonomi bukan hanya menjelang masa krisis. ”Bangun konsep ketahanan ekonomi hingga akhir 2021. Berapa subsidi yang dibutuhkan, berapa neraca beban yang harus ditanggung, dan bagaimana solusinya. Tentu masukan dari DPR pun dibutuhkan pada posisi ini,” jelas Maruly kepada Fajar Indonesia Network (FIN).
Beberapa kelemahan pemerintah dalam hal menangani pandemi, sehingga gagal menghentikan Covid-19 menjadi ruang buruk. Publik berharap pemerintah mampu menekankan agar Presiden tegas dalam mengimplementasikan harapan publik. ”Implementasi new normal, tidak terbukti. Wabah makin meluas. Apa seperti ini yang diharapkan, tentu tidak tho. Maka jika saat ini momentumnya tepat untuk melakukan reshuffle, segeralah lakukan,” tegasnya.
Terpisah, Wakil Ketua MPR RI dari Fraksi Demokrat Syarief Hasan berpendapat kasus harian positif Covid-19 di Indonesia kembali mencetak rekor dan menjadi konfirmasi ketidakmampuan pemerintah dalam menyelesaikan menekan laju pandemi, sehingga mempertanyakan langkah pemerintah dalam menanganinya.
Menurut dia, tidak tertutup kemungkinan akan tembus 200.000 orang terinfeksi Covid-19 dalam waktu beberapa bulan ke depan. Angka saat ini juga menempatkan Indonesia di urutan ke-9 sebagai negara dengan kasus positif terbesar di benua Asia.
Jumlah kasus itu, juga melampaui kasus positif di Cina yang merupakan episentrum awal pandemi Covid-19. Berdasarkan data dari Worldometers, jumlah kasus positif Covid-19 di China hanya 85.013, dengan rata-rata kasus harian sebulan terakhir di bawah 10 kasus. Data dari World Health Organization (WHO) pun menunjukkan bahwa positivity rate Indonesia masih sangat tinggi. Positivity rate adalah persentase kasus positif dibanding total kasus yang diperiksa.
Terpisah, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memaparkan tiga strategi agar Indonesia terhindari dari resesi yakni akselerasi eksekusi Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), memperkuat konsumsi pemerintah, dan konsumsi masyarakat.”Maka mengoptimalkan peran belanja pemerintah menjadi penting untuk menstimulasi roda ekonomi,” kata Kepala Pusat Kebijakan Sektor Keuangan Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Adi Budiarso di Komisi VI DPR RI, Jakarta, Senin (31/8).
Dalam pemaparannya, akselerasi eksekusi Program PEN dilakukan dengan mempercepat penyerapan dan ketepatan sasaran yang terus diperbaiki pada penyaluran berikutnya untuk program yang ada dan sudah memiliki alokasi Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA). Hingga 26 Agustus 2020 realisasi penyerapan PEN mencapai Rp192,53 triliun atau 27,7 persen dari pagu anggaran mencapai Rp695,2 triliun. Sedangkan dari total pagu anggaran itu sebanyak Rp145,34 triliun belum masuk DIPA, sisanya yakni sebesar Rp393,84 triliun sudah masuk DIPA, dan tanpa DIPA mencapai Rp156 triliun (insentif perpajakan).
Selain itu, lanjut dia, percepatan belanja barang untuk mendukung pola kerja baru seperti kerja dari rumah (WFH). Belanja barang yang sulit dicairkan direlokasi untuk mendukung digitalisasi birokrasi. Sedangkan belanja modal yang sulit dieksekusi, lanjut dia, perlu realokasi untuk pencairan yang lebih cepat mendukung infrastruktur digitalisasi layanan publik dan relaksasi kebijakan pengadaan barang dan jasa.
Adapun program perlindungan sosial yang saat ini sedang dilaksanakan pemerintah di antaranya Bantuan Presiden (Banpres) Produktif untuk pelaku usaha mikro sebesar Rp2,4 juta dengan target 12 juta pelaku usaha. Selanjutnya subsidi gaji bagi pekerja dengan penghasilan di bawah Rp5 juta per bulan hingga subsidi bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR) super mikro dengan total subdisi mencapai 19 persen. (fin/ful)
PT.Portal Indonesia Media
Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210
Telephone: 021-2212-6982
E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com