"Faktornya salah satunya adanya fakultas kedokteran, satu dari dua yang mengoperasikan kedokteran di lingkup PTKIN, salah satunya UIN Jakarta," katanya.
Menurut Hamdan, fakultas kedokteran ke depan harus bisa lebih eksis dan lebih berkontribusi untuk meningkatkan mutu pendidikan PTKIN.
BACA JUGA: Ditanya Jasa Apa Buat Negara? Ferdinand: Saya Jaga NKRI dari Kaum Intoleran
"Maka dibutuhkan rumah sakit pendidikan. Selain itu, penyediaan alkes juga tidak kalah penting. Pendidikan ini bisa beroperasi dan ini untuk martabat prestise PTKIN ini sendiri," tuturnya.Wakil Ketua Komisi VIII DPR Marwan Daspoang secara tegas menolak permintaan PTKIN tersebut. Menurutnya, PTKIN lebih baik fokus mengembangkan kajian Islam daripada memiliki keinginan membuka Fakultas Kedokteran (FK).
"Apa mungkin dari Fakultas Kedokteran akan lahirkan pemikiran Islam wasatiyah? Maka pertanyaan, kedokteran di UIN (Universitas Islam Negeri) itu jangan-jangan mengobati sambil percik-percik air," kata Marwan.
Menurut Marwan, UIN memliki mandat menjadikan Indonesia pusat peradaban Islam. Dengan demikian, UIN tak perlu ikut untukberlomba membuka pendidikan kedokteran.
"Sudah ada (FK) di UI. Enggak mungkin kita bersaing dengan UI. Menangis kita menjerit-menjerit tidak ada rumah sakit menjadi pusat penelitian kita," ujarnya.
Terlebih lagi, kata Marwan, jika PTKIN dipaksa membuka fakultas kedokteran justru berpotensi membebani anggaran Kementerian Agama (Kemenag).
"Untuk membangun FK itu harus memiliki sarana pendukung pendidikan kedokteran dan itu butuh biaya besar," pungkasnya. (der/fin)